
Repelita Ketapang - Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Ketapang mengamankan sebanyak 34 warga negara asing asal China pasca-peristiwa bentrokan yang melibatkan 15 orang di antaranya.
Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu, 14 Desember 2025, di kawasan pertambangan emas PT Sultan Rafli Mandiri, Kecamatan Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.
Insiden bermula dari dugaan penerbangan drone tanpa izin di sekitar area perusahaan.
Petugas keamanan perusahaan bersama lima prajurit TNI yang sedang melaksanakan latihan mendatangi lokasi untuk meminta keterangan.
Mereka menemukan empat warga negara China yang mengoperasikan drone tersebut.
Tiba-tiba, sebelas warga negara China lainnya muncul dan diduga melakukan serangan menggunakan senjata tajam, airsoft gun, serta alat setrum.
Akibat kondisi tidak seimbang, petugas dan prajurit memilih mundur untuk menghindari eskalasi lebih lanjut.
Tidak ada korban luka atau jiwa dari pihak TNI maupun sipil.
Namun, satu unit mobil Hilux perusahaan dan satu sepeda motor karyawan mengalami kerusakan berat.
Kepala Seksi Teknologi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian Kantor Imigrasi Ketapang, Ida Bagus Putu Widia Kusuma, membenarkan pengamanan tersebut pada Selasa, 16 Desember 2025.
Saat ini, ke-34 warga negara China tersebut menjalani pemeriksaan status keimigrasian.
Mereka ditampung sementara di shelter milik Imigrasi Ketapang.
Pemeriksaan juga melibatkan verifikasi terhadap pihak sponsor atau penjamin.
Dari hasil awal, dua orang di antaranya yakni Mo Mian dan Li Decai sedang dalam proses perpanjangan Kartu Izin Tinggal Terbatas.
Sementara satu orang bernama Wang Xiaoping sedang menjalani pengobatan karena sakit.
Motif penerbangan drone serta penyerangan masih terus didalami oleh pihak berwenang.*
Editor: 91224 R-ID Elok

