Rizal Fadillah Desak Uji Forensik Terbuka: Apakah Ijazah Jokowi Asli atau Palsu?

 

Repelita Jakarta - Rizal Fadillah menyatakan bahwa proses verifikasi keaslian ijazah Presiden ke-7 Republik Indonesia Joko Widodo belum tuntas meskipun telah digelar perkara khusus oleh Polda Metro Jaya pada 15 Desember 2025.

Menurutnya, tahap paling penting yang masih harus dilakukan adalah pengujian forensik secara transparan oleh Laboratorium Forensik Mabes Polri.

Meski tidak boleh merekam, memfoto, bahkan menyentuh tetapi mudah disimpulkan bahwa ijazah tersebut copy nya telah tersebar lama di berbagai media.

Dokumen ijazah yang menampilkan foto Joko Widodo mengenakan kacamata dan kumis serta jas hitam dengan stempel merah di bagian bawah telah lama menjadi bahan perdebatan masyarakat.

Ijazah Jokowi berkacamata dan berkumis dengan cap di bawah foto jas hitam banyak disorot, dipertanyakan, bahkan dikaji publik.

Fokus perhatian saat ini tertuju pada salinan ijazah yang pernah dipublikasikan oleh berbagai pihak resmi.

Semua mata kini terfokus pada foto copy ijazah yang ditayangkan Dekan Fakultas Kehutanan, teman-teman seangkatan, Bareskrim, KPU dan KPUD, serta lainnya yang keseluruhannya ternyata sama.

Gelar perkara khusus pada 15 Desember 2025 telah mengonfirmasi bahwa dokumen tersebut memang menjadi pusat keraguan publik.

Gelar perkara khusus 15 Desember telah membuktikan. Itulah ijazah Jokowi yang dipertanyakan dan dibuat sakral dengan narasi dokumen privat.

Kini, satu pertanyaan utama yang mengemuka di masyarakat adalah status keaslian dokumen tersebut.

Kini semua sama-sama mencari jawaban atas pertanyaan apakah ijazah itu asli atau palsu?

Rizal menilai bahwa Laboratorium Forensik Mabes Polri memiliki tanggung jawab utama untuk memberikan jawaban ilmiah.

Itu bukan semata menguji identik atau tidak dengan ijazah pembanding tetapi lebih dalam dari itu.

Pengujian harus mencakup keaslian foto yang tertera di ijazah.

Uji pula foto yang ada pada ijazah benarkah itu foto Jokowi yang Presiden RI bukan foto orang lain atau Jokowi mahasiswa lainnya.

Beberapa elemen visual pada dokumen juga patut dipertanyakan secara mendalam.

Mengapa cap merah berada di bawah jas hitam yang dikenakan?

Usia foto juga perlu diverifikasi melalui metode ilmiah.

Adakah usia foto itu berusia setua Jokowi yang lulus tahun 1985?

Analisis dari pakar telematika Roy semakin memperkuat kecurigaan tersebut.

Kecurigaan ahli telematika Roy atas foto yang tajam menimbulkan kesimpulan bahwa foto itu baru.

Foto dengan kualitas tajam sulit diyakini berasal dari era empat dekade silam.

Sangat tidak mungkin 40 tahun yang lalu. Roy yakin foto itu palsu.

Indikasi lain seperti garis-garis halus serta watermark yang samar juga menambah keraguan.

Terlihat garis pada lembar ijazah. Watermark tipis dan logo yang tidak terang memperkuat indikasi palsunya ijazah.

Aspek material seperti ketebalan kertas, umur kertas, serta jenis tinta yang dipakai juga harus menjadi objek pemeriksaan menyeluruh.

Semua dugaan tersebut hanya bisa dijawab melalui pendekatan forensik digital yang kredibel.

Mengingat faktor manusia yang memiliki kepentingan dan pengaruh maka manipulasi menjadi hal yang dapat dilakukan baik untuk hasil maupun proses.

Rizal menyerukan proses yang jujur dan terbuka di bawah pengawasan masyarakat.

Itikad baik Kepolisian adalah bagian dari upaya pemulihan citra, jasus ijazah palsu momentum penting dan berguna bagi semua pihak.

Penegakan hukum harus mencerminkan rasa keadilan yang hidup di tengah masyarakat.

Keadilan hukum berbasis perasaan hukum masyarakat harus ditegakan. Tidak ada penyesatan hukum untuk kepentingan personal maupun politik.

Sebagai solusi, pengujian forensik yang melibatkan pihak independen atau terbuka untuk umum menjadi langkah krusial berikutnya.

Mulai dari kerja terobosan yaitu uji forensik terbuka Mabes Polri atau beri kesempatan lembaga atau laboratorium forensik lain untuk dapat meneriksa dokumen analog. Saatnya menguji kejujuran dan keterbukaan.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga