Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

Pembuktian Ijazah Palsu Jokowi Semakin Dekat

Begini Foto Ijazah Jokowi yang Diuji Forensik oleh Bareskrim Polri

Repelita Bandung - Pemerhati politik M Rizal Fadillah menilai bahwa perkara yang semula diremehkan kini telah menjelma menjadi isu krusial yang berpotensi menentukan arah bangsa.

Semua diawali oleh Bambang Tri Mulyono yang secara terbuka mempersoalkan keaslian ijazah Joko Widodo pada tingkat sekolah menengah.

Tudingan itu dituangkan dalam buku berjudul Jokowi Undercover 2.

Pada edisi pertama Jokowi Undercover, fokus utama adalah silsilah keluarga yang dihubungkan dengan masa lalu organisasi terlarang.

Publikasi buku tersebut berujung pada pemenjaraan Bambang Tri.

Namun, ia tetap teguh pada pendiriannya.

Lanjutan buku kedua kemudian memicu gugatan perdata di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Lagi-lagi, Bambang Tri menghadapi penangkapan dan hukuman pidana.

Dari dalam tahanan, Bambang Tri bersama Muslim Arbi, Hatta Taliwang, M Rizal Fadillah, dan Taufik Bahaudin masih mampu mengajukan tuntutan hukum terhadap Joko Widodo, Universitas Gadjah Mada, Komisi Pemilihan Umum, serta instansi terkait.

Putusan hakim menyatakan gugatan tidak dapat diterima karena pengadilan dinyatakan tidak berwenang.

Upaya mencari keadilan terasa terhenti.

Polemik semakin memuncak setelah Tim Pembela Ulama dan Aktivis melaporkan kasus ini ke Bareskrim Polri serta melakukan kunjungan ke kampus UGM dan kediaman Joko Widodo di Solo.

Ketegangan bertambah ketika Joko Widodo melaporkan balik para aktivis serta akademisi pengkritik ke Polda Metro Jaya.

Isu ini tidak lagi terbatas di dalam negeri, melainkan telah menjadi perhatian global.

Publikasi berjudul Jokowi White Paper dan Publik Yakin Ijazah Jokowi Palsu bahkan telah masuk katalog perpustakaan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Komisi Hak Asasi Manusia di New York juga terus memonitor perkembangannya.

Joko Widodo melakukan serangkaian manuver untuk meredam gejolak, mulai dari mengungkapkan rasa tersinggung, menuding adanya dalang besar, hingga gestur permohonan maaf.

Segala upaya penangkalan dilakukan dengan sangat terkoordinasi.

Mulai dari pengendalian narasi, pemanfaatan aparat penegak hukum, pengaruhan terhadap UGM, penyebaran tuduhan balik, hingga pembungkaman kritik.

Sementara itu, bola salju isu ijazah terus menggelinding semakin besar dan diprediksi dapat menjadi ancaman serius bagi bangsa.

Ketika integritas lembaga pendidikan tinggi tercabik, maka banjir dokumen tidak sah akan menimbulkan korban kemanusiaan dalam skala luas.

Dominasi perilaku instingtif mulai terlihat.

Keseimbangan lingkungan rusak oleh keserakahan yang tak terkendali.

Joko Widodo dipandang sebagai perusak utama fondasi tersebut.

Sungguh mengerikan jika fakultas kehutanan melahirkan figur-figur serupa.

Meski ada klaim kemuliaan, tetap terlihat kekurangan esensial.

Gelar perkara khusus di Polda Metro Jaya tidak memberikan keuntungan bagi Joko Widodo.

Meskipun ijazah akhirnya diperlihatkan, keraguan terhadap keasliannya justru semakin kuat.

Dokumen itu dilarang difoto, direkam, disentuh, maupun diperiksa langsung.

Namun, pengamatan visual terhadap foto, cap, watermark, logo, serta elemen lain oleh para pakar dan pihak terkait menunjukkan banyak ketidakwajaran.

Semua itu mengarah kuat pada indikasi pemalsuan.

Pengujian forensik oleh lembaga independen menjadi keniscayaan.

Tekanan publik harus terus ditingkatkan agar hal itu terwujud.

Polda Metro Jaya terlihat kurang tuntas dalam proses pengujian forensik.

Jika benar asli, mengapa ada keengganan terhadap verifikasi perbandingan atau oleh pihak netral.

Masyarakat semakin mantap yakin bahwa barang tidak sah, sekalipun direkayasa, tak akan pernah menjadi asli.

Pasca penampilan ijazah dalam proses penyidikan, tahap pembuktian ketidakaslian semakin mendekati titik kulminasi.

Joko Widodo dan kelompok pendukungnya mulai memperlihatkan gejala kegelisahan ekstrem.

Mereka berada di ambang keputusasaan.

Segala cara kini dikerahkan untuk membela diri dan menyerang balik.

Penyebaran fitnah serta informasi menyesatkan dilakukan secara gencar.

Operasi penutupan fakta terus digalakkan.

Pemimpin tertinggi negara diharapkan campur tangan untuk memastikan pengujian yang benar-benar adil.

Membiarkan perkara ini mengambang hanya akan merugikan kepentingan nasional.

Pertemuan advokat Hotman Paris dengan Prabowo Subianto menyita perhatian publik.

Para pejuang kebenaran dan keadilan akan terus bertambah dan saling menguatkan.

Bagi umat beriman, keyakinan bahwa Yang Maha Kuasa selalu mengawasi segala perbuatan menjadi penyejuk hati.

Tak lama lagi, ketidakaslian ijazah Joko Widodo akan terbongkar sepenuhnya.

Tak lama lagi, insya Allah.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved