Repelita Jakarta - Berbagai media internasional terkemuka telah memberikan perhatian khusus terhadap keputusan pemerintah Indonesia yang hingga saat ini belum membuka peluang penerimaan dukungan dari luar negeri untuk mengatasi dampak parah banjir bandang dan tanah longsor di wilayah Sumatera, meskipun sejumlah negara sahabat telah menyatakan kesiapan mereka untuk memberikan kontribusi.
Presiden Prabowo Subianto secara tegas menyampaikan apresiasi atas perhatian dunia internasional, namun menegaskan bahwa Indonesia memiliki kemampuan mandiri untuk menanggulangi krisis tersebut tanpa perlu melibatkan bantuan eksternal.
Reuters, sebagai salah satu agensi berita global utama, melaporkan bahwa pemerintah tetap pada posisi kemandirian dalam penanganan bencana yang telah menelan korban jiwa mencapai ribuan orang tersebut, dengan fokus pada mobilisasi sumber daya domestik untuk rekonstruksi dan pemulihan.
The Straits Times juga menyoroti pernyataan langsung dari Presiden Prabowo yang menyebut situasi di lapangan sudah terkendali, seraya menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemimpin negara lain atas tawaran bantuan mereka.
Media seperti The Australian turut membahas konteks nasionalisme dalam respons pemerintah, di mana penolakan terhadap intervensi asing dianggap sebagai upaya menjaga kedaulatan sekaligus membuktikan kapasitas nasional dalam menghadapi musibah berskala besar.
Associated Press, melalui berbagai saluran distribusinya termasuk di publikasi regional, mengulas bagaimana sikap tegas pemerintah ini menjadi sorotan di tengah meningkatnya angka korban dan kerusakan infrastruktur yang luas di Aceh, Sumatera Utara, serta Sumatera Barat.
Beberapa outlet internasional lainnya, termasuk yang berbahasa Inggris dengan jangkauan global, juga menyebarkan narasi serupa tentang penolakan bantuan luar negeri, sering kali disertai dengan judul yang menekankan klaim Indonesia atas kemampuan sendiri meskipun korban jiwa mendekati angka seribu.
Pemberitaan luas dari media-media asing ini tidak hanya menggambarkan skala tragedi kemanusiaan yang terjadi, tetapi juga memunculkan diskusi lebih dalam mengenai implikasi kebijakan tersebut terhadap kecepatan pemulihan dan distribusi bantuan di daerah-daerah terisolasi.
Meskipun demikian, pemerintah terus menekankan bahwa koordinasi internal antarlembaga sudah cukup efektif untuk menangani segala kebutuhan mendesak, termasuk pengadaan logistik dan rehabilitasi fasilitas vital bagi masyarakat terdampak.
Editor: 91224 R-ID Elok

