
Repelita Jakarta - Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menyampaikan kemajuan upaya pemulihan infrastruktur pasca bencana banjir bandang serta tanah longsor yang melanda wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Sebagai pimpinan Satuan Tugas Pembangunan Jembatan di Pulau Sumatera, Maruli mengakui bahwa proses perbaikan jembatan menghadapi berbagai kendala yang cukup kompleks.
Prosedur pembangunan memerlukan survei awal untuk menentukan jenis jembatan yang paling tepat, pengiriman material dari Jakarta melalui pelabuhan, serta tantangan jalur darat yang rusak sehingga memakan waktu hingga satu minggu.
Maruli menyatakan rasa bangganya terhadap dedikasi anggota satgas yang berhasil mengatasi hambatan tersebut.
Pernyataan itu disampaikan Maruli dalam konferensi pers yang digelar di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Senin, 29 Desember 2025.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Wakil Menteri Sosial Agus Jabo, serta Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Abdul Muhari.
Maruli melaporkan rencana pembangunan sebanyak 44 jembatan bailey, di mana 12 unit sudah selesai dibangun.
Sisanya, 15 unit sedang dalam pengiriman, enam unit tengah dipasang, sementara sisanya akan dipenuhi melalui Kementerian Pertahanan dengan target tambahan hingga 100 unit.
Enam jembatan bailey di Provinsi Aceh telah tuntas 100 persen hingga Sabtu, 27 Desember 2025.
Maruli menekankan pentingnya solidaritas nasional dalam menghadapi situasi sulit ini.
Ia mengungkapkan adanya upaya sabotase terhadap jembatan bailey yang sedang dibangun.
"Kami ingatkan dalam kondisi ini harus kompak, bernegara harus kompak, kita meski dalam kondisi kompak ada yang berusaha sabotase jembatan bailey," kata Maruli.
"2 hari lalu dibongkar baut-bautnya, kami juga tidak menyangka ada orang sebiadab ini, kami pikir masyarakat sedang kena bencana baut-buat dibongkar."--KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak
Maruli memperlihatkan dokumentasi foto baut-baut yang dilepas dari jembatan tersebut.
Ia menduga aksi tersebut ditujukan untuk mengganggu upaya pemerintah, dengan mengorbankan keselamatan masyarakat yang sedang tertimpa musibah.
"Dalam kondisi gini ada kelompok orang mau bisa dikatakan arahnya kepada pemerintah, korbankan pemerintah, masyarakat sedang kena bencana mau dikorbankan," kata Maruli.
"Saya semaleman enggak bisa tidur mikirkan ini, orang sebiadab ini," kata dia.
Maruli mengajak semua pihak tetap bersatu dan tidak terprovokasi oleh isu-isu yang muncul.
"Nanti ada yang biang ini pengkondisian buat masyarakat mati. Itu bukan pengkondisian, itu biadab ini bukti nyata, kasihan masyarakat menjadi korban jangan sampai jiwanya jadi korban lagi," kata Maruli.
Editor: 91224 R-ID Elok

