Repelita Jakarta - Kebakaran maut yang merenggut 22 nyawa karyawan di kantor PT Terra Drone Indonesia membuka tabir jejak bisnis raksasa teknologi drone yang selama ini jarang tersorot publik.
Terra Drone Corporation asal Jepang mendirikan entitas lokalnya pada 2016 dengan nama awal PT Aero Geosurvey Indonesia sebelum berganti menjadi Terra Drone Indonesia.
Perusahaan ini pernah menyandang predikat penyedia layanan drone terbesar dunia versi Drone Industry Insight tahun 2020.
Di Indonesia, Terra Drone telah melakukan survei udara di lebih dari 600 ribu hektare lahan konsesi serta memetakan 2.500 kilometer koridor infrastruktur.
Kliennya pun merupakan nama-nama besar di berbagai sektor:
- Pertambangan: PT Freeport Indonesia dan PT Bukit Asam.
- Konstruksi: Wijaya Karya (Wika) dan Hutama Karya.
- Minyak dan Gas: Pertamina, Chevron, hingga ADNOC.
- Kelistrikan: PLN, untuk pemantauan kabel dan gardu listrik.
Fokus paling menonjol justru berada di industri perkebunan kelapa sawit Sumatera melalui divisi khusus Terra Agri.
Layanan ini mencakup pemetaan lahan presisi, inspeksi tanaman, hingga penyemprotan menggunakan drone pertanian.
Tahun 2021, Terra Drone Indonesia berkolaborasi dengan International Finance Corporation (World Bank Group) untuk studi pemantauan petani sawit swadaya di Riau.
Klien utama di sektor sawit antara lain Sinar Mas, PTPN 5, dan PTPN 6.
Kini, perusahaan yang selama ini dikenal sebagai raja pemetaan lahan sawit Sumatera harus berhadapan dengan proses hukum setelah Direktur Utama berinisial MW ditetapkan tersangka atas tragedi kebakaran gedung kantor.
Nama Terra Drone Indonesia yang pernah melayani raksasa-raksasa industri kini tercoreng oleh insiden yang menewaskan puluhan karyawannya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

