Repelita Jakarta - Pengamat politik dan ekonomi Heru Subagia menggambarkan betapa beratnya menjadi pejabat publik di Indonesia melalui pengalaman yang dialami Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan.
Pepatah lama bahwa tidak mengenal maka tidak sayang tampaknya menjadi kenyataan pahit bagi figur yang akrab disapa Zulhas ini.
Aksi nyata yang dilakukan justru berbalik menjadi bahan hujatan dari masyarakat yang tidak memahami konteks sebenarnya.
Video viral terbaru menampilkan Zulkifli Hasan sedang menikmati hidangan khas Aceh sambil memegang cerutu selama kunjungan ke lokasi banjir di Kabupaten Bireuen pada 14 Desember 2025.
Alih-alih diapresiasi atas kehadirannya di tengah korban bencana, momen santap makanan bersama tim itu malah memicu tuduhan ketidakpekaan.
Sebelumnya, Zulkifli Hasan juga sempat difitnah melakukan pencitraan saat memanggul karung beras seberat 10 kilogram di area banjir Sumatera Barat.
Padahal, tindakan tersebut merupakan bagian dari upaya langsung mendekati masyarakat yang sedang tertimpa musibah.
Kunjungan beruntun ke dua provinsi berbeda dalam waktu dekat menunjukkan komitmen tinggi Zulkifli Hasan dalam menangani krisis pangan dan bencana.
Dari Sumatera Barat, ia segera bergerak ke Aceh untuk bertemu langsung dengan warga yang terdampak luapan air.
Kebiasaan royal membagikan bantuan serta perhatian khusus kepada kalangan rakyat kecil kerap dicap sebagai manuver politik belaka.
Hobi pribadi menghisap cerutu yang merupakan gaya hidup sehari-hari pun dimanfaatkan untuk melancarkan serangan bertubi-tubi.
Heru Subagia menilai bahwa eksploitasi atas kebiasaan pribadi semacam ini merupakan bentuk kampanye hitam yang disengaja.
Sorotan paling pedas tertuju pada rekaman saat Zulkifli Hasan duduk santai menyantap makanan istimewa sambil memegang cerutu di tangan.
Momen singkat itu langsung menjadi amunisi bagi netizen untuk melontarkan ejekan dan olok-olok tanpa henti.
Publik yang sedang prihatin atas kondisi Aceh justru menjadikan video tersebut sebagai alasan untuk menghujat pejabat yang sedang bekerja di lapangan.
Masyarakat Indonesia dinilai mudah terprovokasi oleh isu-isu ringan yang tidak substansial hingga menjadi viral dan bahan ledekan.
Zulkifli Hasan pada akhirnya menjadi korban terberat meski telah menunjukkan dedikasi sebagai pribadi, ketua umum partai, sekaligus menteri negara.
Di tengah segala fitnah dan serangan miring, ia diharapkan tetap tabah melanjutkan pengabdian terbaik bagi bangsa dan rakyat.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

