
Repelita Internasional - Para penggemar sepak bola yang berencana menyaksikan Piala Dunia 2026 secara langsung di Amerika Serikat berisiko pulang dengan status tahanan atau bahkan dideportasi.
Human Rights Watch mengeluarkan peringatan bahwa turnamen akbar tersebut bisa berubah menjadi mimpi buruk bagi suporter, terutama dari komunitas Latino atau negara-negara tertentu.
Kebijakan imigrasi yang semakin ketat di bawah pemerintahan baru Amerika Serikat membuat stadion sepak bola berpotensi menjadi lokasi razia massal oleh petugas Immigration and Customs Enforcement.
Banyak pendukung yang datang untuk menonton pertandingan justru bisa ditangkap, ditahan tanpa proses adil, atau langsung diusir dari negara itu.
Sebuah kasus nyata baru-baru ini memperkuat kekhawatiran tersebut.
Pada final Piala Dunia Antarklub di New Jersey, seorang ayah ditangkap petugas ICE saat sedang menyaksikan laga bersama anak-anaknya.
Ia kemudian mendekam di penjara imigrasi selama tiga bulan penuh.
Anak-anaknya terpaksa menyelesaikan pertandingan tanpa kehadiran ayah mereka dan tidak mengetahui nasib sang orang tua saat itu.
HRW menegaskan bahwa insiden serupa sangat mungkin terulang secara lebih luas pada Piala Dunia 2026.
Amerika Serikat akan menjadi tuan rumah mayoritas pertandingan dalam turnamen yang juga melibatkan Kanada dan Meksiko.
Data menunjukkan lebih dari sembilan puluh ribu orang telah ditahan di kota-kota venue antara Januari hingga Oktober tahun ini.
Penangkapan oleh ICE melonjak drastis sejak Donald Trump kembali terpilih sebagai presiden.
Komunitas Latino serta penggemar dari negara-negara yang terkena larangan masuk menjadi kelompok paling rentan.
Pemerintah Amerika Serikat telah melarang warga dari lebih dari tiga puluh negara memasuki wilayahnya.
Beberapa di antaranya adalah peserta Piala Dunia 2026, termasuk Irak, Haiti, Pantai Gading, dan Kamerun.
Pengecualian hanya mungkin diberikan untuk keluarga pemain, bukan untuk suporter biasa.
HRW telah menghubungi FIFA sejak Mei lalu untuk meminta jaminan khusus.
Mereka mendesak badan sepak bola dunia itu memastikan otoritas Amerika Serikat tidak menjadikan Piala Dunia sebagai sarana penegakan hukum imigrasi.
Dengan waktu tersisa kurang dari seratus tujuh puluh hari, risiko bagi puluhan ribu suporter yang datang nonton bola justru pulang masuk bui semakin nyata.
Editor: 91224 R-ID Elok

