
Repelita Jakarta - Markas Besar Tentara Nasional Indonesia terus melakukan penelusuran mendalam atas laporan penyerangan di kawasan pertambangan emas Kecamatan Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang, yang melibatkan warga negara China.
Kejadian tersebut bermula dari aktivitas drone yang dianggap mencurigakan dan berpotensi mengancam keamanan area vital.
Petugas pengamanan perusahaan pertama kali mencurigai adanya drone yang melintas di atas lokasi tambang pada Minggu siang sekitar pukul 15.40 WIB.
Personel dari Batalyon Zeni Tempur 6 yang sedang berlatih di wilayah terdekat turut bergabung dalam pengejaran operator perangkat tersebut.
Sekitar 300 meter dari pintu masuk utama tambang, tim menemukan beberapa warga asing yang diduga mengendalikan drone.
Awalnya situasi masih dapat dikendalikan hingga datang kelompok tambahan berjumlah belasan orang.
Mereka diduga membawa berbagai alat yang membahayakan, termasuk benda tajam, senjata mainan jenis airsoft, serta perangkat kejut listrik.
Tanpa ada upaya dialog terlebih dahulu, kelompok itu langsung melancarkan serangan terhadap anggota TNI dan petugas keamanan setempat.
Karena jumlah penyerang lebih unggul dan untuk menghindari konflik yang lebih besar, personel militer serta pengamanan memilih mundur sambil mengamankan diri.
Insiden ini mengakibatkan kerusakan pada sejumlah kendaraan operasional perusahaan, baik mobil maupun sepeda motor di sekitar lokasi.
Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dari peristiwa tersebut.
Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah menyatakan bahwa verifikasi data lapangan masih berlangsung intensif.
Terkait informasi tersebut, saat ini TNI masih mengumpulkan dan memverifikasi data di lapangan.
Belum ada informasi yang komprehensif terkait kronologi maupun jumlah korban. Perkembangan selanjutnya akan kami sampaikan setelah data lengkap dan terkonfirmasi.
Direktorat Jenderal Imigrasi telah mengamankan sementara 26 warga negara China yang terkait dengan kejadian ini.
Angka tersebut bisa bertambah hingga 34 orang karena sebagian belum tertangkap saat penggerebekan.
Pemeriksaan dokumen keimigrasian sedang dilakukan bersamaan dengan koordinasi bersama TNI dan Polri.
Aspek pidana seperti perusakan properti juga menjadi fokus penyelidikan kepolisian.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

