
Repelita Jakarta - Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Mohammad Syafii menyatakan bahwa operasi pencarian korban banjir serta longsor di wilayah Sumatera akan dihentikan secara resmi jika tim gabungan menilai sudah tidak lagi efektif untuk dilanjutkan setelah memasuki hari ke-14.
Pernyataan itu disampaikan usai rapat kerja dengan Komisi V DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, pada Senin, 8 Desember 2025.
“Saya sampaikan bahwa operasi SAR akan dihentikan apabila operasi itu sudah dinyatakan tidak efektif lagi untuk dilaksanakan,” tegas Syafii.
Keputusan tersebut mempertimbangkan kondisi fisik jenazah yang sudah sangat berubah setelah terendam lumpur dan air selama dua pekan, sehingga menyulitkan proses identifikasi lebih lanjut.
Meski demikian, Basarnas tetap memprioritaskan evakuasi medis bagi korban yang masih mungkin ditemukan dalam kondisi selamat serta membantu tim DVI Polri dalam proses identifikasi jenazah yang berhasil dievakuasi.
“Tapi untuk Basarnas saat ini terus melaksanakan operasi dengan prioritas yang pertama adalah kita akan memprioritaskan evakuasi medis,” tambahnya.
Sementara itu, pemerintah pusat bersama pemerintah daerah terus berupaya memulihkan akses transportasi di seluruh wilayah terdampak agar konektivitas kembali normal menjelang libur Natal dan Tahun Baru.
Langkah prioritas mencakup penyambungan kembali jembatan yang putus serta pembersihan badan jalan yang tertimbun material longsor agar aktivitas ekonomi dan distribusi logistik tidak lumpuh total.
Ratusan alat berat dan personel gabungan dari TNI, Polri, serta Kementerian PUPR masih dikerahkan untuk mempercepat proses tersebut.
Basarnas menegaskan bahwa keputusan akhir penghentian operasi pencarian akan diambil berdasarkan evaluasi harian di lapangan bersama seluruh unsur yang terlibat dalam tim SAR gabungan.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

