
Repelita Jakarta - Unggahan akun X @BuruhSiluman pada Jumat, 12 Desember 2025, yang menampilkan halaman depan harian Kompas dengan peta satelit Pulau Sumatera didominasi warna kuning sebagai simbol perkebunan kelapa sawit memicu diskusi keras di kalangan warganet.
Kompas hari ini. FYI, perkebunan sawit itu yg berwarna kuning.
Netizen tersebut menyoroti fakta bahwa hutan alam Sumatera telah lenyap digantikan lahan sawit yang sangat luas, namun manfaat ekonomi tidak dirasakan rakyat kecil.
Pertanyaan saya cm 1, msh adakah pejabat yg bnr2 kerja buat rakyat? Lo bayangin aja, hutan sudah habis begtu, lahan sawit udah sangat luas mengalahkan luasan hutan, tapi apa? 1) Harga sawit dunia bkn kita yg tentukan; 2) Migor mahal dan kdg langka; 3) rakyat dsana tdk sejahtera

Unggahan yang ditulis pada pukul 07.25 WIB itu telah dilihat lebih dari 390 ribu kali dalam waktu singkat, menunjukkan tingginya perhatian publik terhadap dampak ekspansi sawit terhadap krisis ekologis dan ketidakadilan ekonomi.
Peta satelit yang ditampilkan memperlihatkan betapa drastisnya konversi hutan menjadi monokultur sawit di seluruh daratan Sumatera.
Situasi ini menjadi salah satu pemicu utama banjir bandang dan longsor yang kini melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat dengan dampak sangat luas.
Diskusi di kolom komentar berkembang menjadi kritik tajam terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap lebih menguntungkan segelintir korporasi ketimbang kesejahteraan rakyat dan kelestarian lingkungan.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

