
Repelita Jakarta - Banjir yang menerjang Nagari Sungai Batang di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, membawa material batu-batu besar yang menghancurkan permukiman serta fasilitas umum dengan kekuatan setara atau bahkan lebih dahsyat dibanding banjir gelondongan kayu di wilayah lain.
Kerusakan yang ditimbulkan membuat daerah tersebut sempat terputus total dari dunia luar.
Jalur transportasi lumpuh, pasokan listrik terhenti, sementara sinyal komunikasi lenyap, sehingga alat berat tidak dapat segera masuk pada fase awal pascabencana.
Keterlambatan penanganan ini memperbesar potensi munculnya bencana lanjutan yang mengancam keselamatan jiwa.
Anies Baswedan melalui unggahan Reels di akun Instagram pribadinya menyampaikan gambaran langsung dari lokasi kejadian.
Ia menggambarkan banjir batu di Sungai Batang sebagai ancaman serius yang dapat merenggut nyawa jika tidak segera mendapatkan respons memadai.
Di saat dukungan resmi dengan peralatan berat belum sepenuhnya tersedia, Humanies Project bersama masyarakat setempat mengambil langkah mandiri.
Mereka menyewa ekskavator untuk mendirikan tanggul sementara guna membendung aliran Sungai Batang agar tidak semakin meluas ke area hunian.
“Usaha ini dilakukan sambil terus menguatkan semangat warga bantu warga,” tulis Anies dalam penjelasannya.
Pembangunan benteng darurat tersebut dilaksanakan melalui kerja sama gotong royong di tengah keterbatasan sumber daya serta kondisi medan yang masih labil.
Inisiatif ini menjadi sangat penting untuk mengurangi risiko banjir susulan sekaligus menciptakan kondisi yang lebih kondusif bagi tahap pemulihan selanjutnya.
Anies menegaskan bahwa proses pemulihan setelah bencana tidak hanya menyangkut perbaikan fisik, melainkan juga menyangkut penghormatan terhadap keadilan serta martabat para penyintas.
Solidaritas antarwarga menjadi pilar utama ketika mekanisme resmi belum berfungsi secara maksimal.
“Memastikan pemulihan berjalan aman, adil, dan bermartabat bagi seluruh saudara kita,” demikian ia menuliskan.
Sampai saat ini, penduduk Nagari Sungai Batang masih terus berupaya membersihkan sisa-sisa batu besar dan lumpur, sambil menantikan intervensi penanganan yang lebih komprehensif agar aktivitas sehari-hari dapat kembali normal.
Editor: 91224 R-ID Elok

