
Repelita Jakarta - Pengguna akun X @DokterTifa menyampaikan analisis mengenai kondisi kesehatan mantan Presiden Joko Widodo berdasarkan perbandingan foto dari bulan Juni 2025 dan Desember 2025.
Menurutnya, perilaku manusia dapat diamati, diukur, dan diprediksi melalui pola yang terbentuk.
Ilmu neuroscience behavior mempelajari hubungan timbal balik antara otak dan perilaku.
Ia mengembangkan konsep neuropolitika dengan menggabungkan neurokognitif, psikologi forensik, serta politik kritis.
Dengan kemajuan teknologi data science, penilaian dapat dilakukan dari jarak jauh melalui metode Assessment at Distance yang dijelaskan dalam bukunya berjudul JOKOWI’S WHITE PAPER.
Foto pertama diambil pada Juni 2025, sekitar tiga bulan setelah Joko Widodo dilaporkan sakit pasca kunjungan ke Vatikan pada April 2025.
Foto terbaru dari Desember 2025 menunjukkan tanda serta gejala yang semakin rumit dan menyeluruh.
Sebagai dokter, ia menyampaikan kekhawatiran bahwa Joko Widodo tidak menjalani pengobatan konvensional secara optimal.
Ia menduga hanya mengandalkan steroid untuk meredam gejala, yang berisiko merusak organ vital dan mengancam jiwa di masa mendatang.
Beban tersebut diperberat oleh tekanan mental akibat kekhawatiran terhadap masa depan politik anak-anaknya serta isu hukum terkait kasus tertentu.
Tekanan psikologis yang intens sangat memengaruhi kondisi fisik secara keseluruhan.
Editor: 91224 R-ID Elok

