
Repelita Jakarta - Rektor Universitas Gadjah Mada Prof. Ova Emilia menegaskan bahwa foto ijazah Presiden Joko Widodo yang menampilkan dirinya berkacamata tidak melanggar aturan kampus pada masa itu, karena larangan hanya berlaku untuk kacamata hitam.
“Kami tegaskan bahwa di masa itu yang dilarang adalah foto diri dengan kacamata hitam,” ungkap Ova dalam pernyataan resminya yang dirilis pada Sabtu, 29 November 2025.
Penjelasan tersebut merujuk pada pengumuman resmi Pembantu Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian, serta Pengabdian pada Masyarakat tanggal 3 November 1984.
Ova menambahkan bahwa pihak kampus menyimpan arsip ijazah lulusan lain dari periode serupa yang juga menggunakan foto berkacamata sebagai bukti kebijakan tersebut.
“UGM juga memiliki arsip ijazah lainnya yang menunjukkan foto diri berkacamata,” lanjutnya.
Pernyataan ini disampaikan sebagai bentuk tanggung jawab institusi untuk mengungkap fakta tanpa memihak pada individu atau kelompok mana pun.
“Pernyataan ini untuk menyampaikan kebenaran sebagai tanggung jawab UGM dan tidak untuk membela satu pihak pun secara tidak proporsional,” tegas Ova.
Sementara itu, Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia Dedek Prayudi yang akrab disapa Uki menduga adanya pihak eksternal yang menjadi penggerak utama di balik kegigihan Roy Suryo dan kawan-kawannya mengangkat isu dugaan ijazah palsu Jokowi selama lebih dari satu tahun.
“Saya hanya bisa menyebutkan bahwa ada backup,” ujar Uki pada Jumat, 28 November 2025.
Ia menyoroti bahwa tuduhan berulang tanpa bukti kuat sulit bertahan lama tanpa dukungan energi dari luar.
“Tapi begini, ini sudah berlangsung terlalu lama. Dan Mas Roy ini sudah menuduh ijazah Pak Jokowi itu palsu tanpa bukti selama satu tahun lebih,” paparnya.
“Selama satu tahun lebih itu, pastikan ada bahan bakar,” tambah Uki yang menilai adanya kepentingan tersembunyi yang memicu isu ini terus bergulir.
“Bahan bakar yang dipakai sebagai energi untuk Mas Roy terus-terusan nge-push terus, nge-push terus, nge-push terus, sehingga mendapatkan atensi media, publik, sehingga mendapatkan atensi dan lain-lain,” jelasnya.
Uki menduga sosok di balik itu mungkin bergabung sejak awal atau melihat kesesuaian dengan agenda pribadinya.
“Dan kami menengarai bahwa, ya memang ada seseorang lah, ada seseorang yang memiliki kepentingan, kami tidak tahu apakah orang itu sejak awal sudah bersama Mas Roy,” ungkapnya.
“Atau melihat, nah ini in line dengan kepentingan saya,” sambung Uki yang menekankan analisis ini murni bacaan internal PSI tanpa tuduhan langsung kepada siapa pun.
“Ini adalah bacaan kami. Saya hanya bisa menyebutkan bahwa ada backup,” tutupnya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

