
Repelita Jakarta - Keberadaan komet 3I/ATLAS yang saat ini mendekati Matahari menjadi sorotan publik, terutama di kalangan penganut teori konspirasi.
Spekulasi ekstrem muncul, termasuk tuduhan bahwa 3I/ATLAS merupakan pesawat luar angkasa milik makhluk asing.
Beberapa pihak meyakini pemerintah Amerika Serikat sengaja menyembunyikan bukti asli tentang objek tersebut, sambil menyoroti perubahan warna komet yang dianggap menandakan aktivitas misterius.
Namun klaim tersebut dibantah Qicheng Zhang, postdoctoral fellow di Lowell Observatory, Arizona, yang juga menjadi penulis studi terkait komet ini.
Zhang menegaskan tidak ada bukti bahwa koma gas komet 3I/ATLAS mengalami perubahan warna berulang.
Ia menjelaskan inti komet terdiri dari gas beku, debu, dan batuan, yang saat mendekati Matahari akan menyublim menjadi gas sehingga membentuk koma yang terlihat cerah.
Secara teknis, komet hanya menunjukkan perubahan warna sekali, ketika keluarnya gas akibat pemanasan Matahari membuat koma menjadi terang awal tahun ini.
Pengamatan oleh astronom amatir sejak September menunjukkan rona biru dan hijau pada koma gas, menandakan keberadaan gas yang masih berkontribusi pada kecerahan keseluruhan komet.
Zhang menekankan bahwa tanpa spekulasi berlebihan, komet ini sudah cukup menarik karena lintasan tak terduga yang menawarkan pandangan langka ke kondisi di luar Tata Surya.
Berbagai teleskop darat dan ruang angkasa, termasuk Hubble, ExoMars Trace Gas Orbiter, dan Tianwen-1, berhasil menangkap citra komet 3I/ATLAS.
Objek antarbintang ini diperkirakan akan mendekati Bumi pada 19 Desember 2025 dengan jarak sekitar 270 juta kilometer, sementara titik terdekatnya dengan Matahari tercatat pada 30 Oktober 2025 di dalam orbit Mars.
Komet tidak menimbulkan ancaman bagi Bumi, dengan jarak terdekat sekitar 1,8 unit astronomi.
Para astronom di seluruh dunia terus mempelajari ukuran dan sifat fisik komet ini, yang diperkirakan tetap bisa diamati melalui teleskop darat hingga September 2025 sebelum terlalu dekat dengan Matahari.
Komet diprediksi akan muncul kembali di sisi lain Matahari pada awal Desember 2025, memungkinkan pengamatan lanjutan. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

