Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

Herwin Sudikta Sentil Prabowo: Respons Keracunan MBG Bukan Candaan Stand Up, Krisis Sebenarnya di Kursi Kepemimpinan


 Repelita Jakarta - Kritik tajam terhadap Presiden Prabowo Subianto tiba-tiba menjadi topik hangat di platform media sosial X.

Aktivis media sosial bernama Herwin Sudikta menyuarakan kegeramannya setelah ucapan Prabowo tentang kasus keracunan makanan bergizi gratis (MBG) dianggap kurang peka terhadap situasi yang ada.

Sebagaimana diketahui, Prabowo sebelumnya merespons isu tersebut dengan menyebut bahwa dirinya sendiri sering mengalami kesalahan makan bahkan ketika berada di rumah sendiri.

Tanggapan itu kemudian memicu berbagai reaksi dari masyarakat luas.

Herwin Sudikta menjadi salah satu yang paling lantang menyuarakan ketidaksetujuannya.

Ia berpendapat bahwa pernyataan Presiden seperti itu tidak pantas diungkapkan saat membahas masalah serius yang menyangkut keselamatan generasi muda.

Keracunan MBG itu bukan statistik. Itu kejadian nyata ada sejumlah anak-anak yang muntah, pingsan, dan orang tua yang panik setengah mati, kata Herwin melalui akun X @bangherwin pada 17 November 2025.

Menurutnya, respons Presiden yang disertai unsur lelucon justru menyakiti hati publik, khususnya para orang tua yang anaknya menjadi korban kejadian tersebut.

Itu bukan materi stand up comedy ala presiden yang merasa punya previlege menertawakan keresahan rakyat, tegasnya.

Melihat sikap Prabowo tersebut, Herwin menduga bahwa mekanisme pemerintahan saat ini juga dibangun dengan pendekatan yang kurang serius.

Kalau respons terhadap krisis hanyalah candaan, mungkin krisis sebenarnya ada di kursi kepemimpinan itu sendiri, pungkasnya.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyentuh topik keracunan dalam inisiatif Makan Bergizi Gratis (MBG).

Hal itu disampaikannya ketika menghadiri acara peluncuran digitalisasi pendidikan di SMPN 4 Bekasi, Jawa Barat, pada Senin, 17 November 2025.

Dalam pidatonya, Prabowo menggambarkan kasus keracunan yang baru-baru ini terjadi sebagai gangguan perut yang biasa saja.

Awalnya, Prabowo menjelaskan bahwa masih terdapat sekitar 40 juta penduduk yang belum merasakan manfaat dari MBG, sehingga ia memohon kesabaran dari semua pihak.

Saya minta kesabaran, ini adalah yang paling cepat yang kita mampu. Karena ini adalah uang rakyat, harus disiapkan dengan baik, persiapannya harus matang, ujarnya.

Menurut Prabowo, tanpa perencanaan yang teliti, program MBG berisiko menimbulkan berbagai penyimpangan, termasuk kejadian keracunan yang telah terjadi di beberapa wilayah.

Meskipun begitu, Prabowo menilai gejala yang dialami para korban tidak termasuk kategori parah.

Ia bahkan menyebut pengalaman pribadinya sebagai perbandingan.

Ya memang sakit perut biasa sebetulnya. Makan di warung, saya makan di rumah saja sering salah makan. Kadang-kadang kurang cuci tangan, tuturnya.

Ia menambahkan bahwa pemerintah akan tetap memikul tanggung jawab sepenuhnya dan menjamin agar insiden serupa tidak terjadi lagi.

Di sisi lain, data resmi menunjukkan bahwa masalah keracunan MBG tidak sesederhana seperti yang digambarkan.

Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat bahwa hampir setengah dari kasus keracunan pangan di Tanah Air berasal dari program itu.

Kepala BGN, Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa dari keseluruhan 441 kejadian keracunan pangan, sebanyak 211 kasus atau sekitar 48 persen langsung terkait dengan MBG.

Dadan merincikan, 636 orang harus dirawat inap, sementara 11.004 orang lainnya menerima perawatan rawat jalan akibat keracunan makanan tersebut.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved