
Repelita Jakarta - Pengamat politik Hendri Satrio menyampaikan apresiasinya terhadap pidato Presiden Prabowo Subianto di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang digelar di Markas Besar PBB, New York, pada Selasa, 23 September 2025.
Dalam pidato tersebut, Prabowo menyinggung luka sejarah yang dialami bangsa Indonesia akibat penjajahan selama berabad-abad.
Ia menyampaikan bahwa rakyat Indonesia pernah hidup dalam penindasan dan perbudakan yang sangat menyakitkan.
“Bangsa saya mengenal betul penderitaan itu. Selama berabad-abad, rakyat Indonesia hidup di bawah penjajahan, penindasan, dan perbudakan. Kami diperlakukan lebih hina daripada anjing di tanah air kami sendiri,” tegas Prabowo dalam forum internasional tersebut.
Hendri Satrio menilai bahwa pernyataan Prabowo bukan sekadar retorika, melainkan bentuk nyata dari amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang secara tegas menolak segala bentuk penjajahan di muka bumi.
“Sudah benar itu. Presiden dengan gamblang mengemukakan amanat Pembukaan UUD 1945,” ujar Hendri kepada media pada Kamis, 25 September 2025.
Hensat, sapaan akrab Hendri Satrio, menyebut bahwa penyampaian Prabowo di forum dunia tersebut mempertegas sikap Indonesia yang konsisten menolak kolonialisme dalam bentuk apapun.
Ia juga menekankan bahwa pengalaman pahit masa lalu harus menjadi energi untuk menjaga kedaulatan bangsa di masa depan.
“Jadi beliau ingin menekankan bahwa dia tidak asal bicara, Indonesia memang mengalami penjajahan itu,” tandas Founder Lembaga Survei Kedai KOPI tersebut. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

