
Repelita Brasilia - Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva menegaskan penolakannya terhadap campur tangan asing usai menerima surat ancaman tarif dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang disebut ingin memengaruhi jalannya hukum terhadap Jair Bolsonaro.
Lula menekankan bahwa tak satu pun pihak luar boleh mengatur kebijakan negaranya.
Hal itu ia sampaikan saat berbicara di hadapan mahasiswa di Goias dengan mengenakan kemeja merah.
Dalam kesempatan itu, Lula juga menyinggung langkah pemerintahannya untuk tetap menerapkan pajak pada perusahaan teknologi Amerika yang dituding menyebarkan hoaks dengan dalih kebebasan berpendapat.
Menteri Luar Negeri Brasil Mauro Vieira dalam pernyataan terpisah menegaskan Lula masih membuka peluang untuk berdialog dengan Trump bila ada kesempatan.
Di sisi lain, Brasil tetap menyiapkan langkah balasan jika negosiasi tak menemukan titik temu.
Lula yang kini menjalani periode ketiga kembali mendapat dukungan politik usai ketegangan dagang dengan Amerika.
Pekan lalu, Trump mengancam akan menerapkan tarif 50 persen pada barang Brasil demi membela Bolsonaro yang terancam penjara.
Peringkat persetujuan Lula dilaporkan naik hingga lima poin, dengan kisaran 43 sampai 50 persen, mendorong optimisme pendukungnya menjelang pemilu tahun depan.
Survei terbaru menunjukkan mayoritas rakyat Brasil sebetulnya berharap Lula tidak mencalonkan diri kembali, namun lonjakan popularitasnya jadi amunisi baru.
Di tengah tekanan ekonomi dalam negeri, sikap tegas Lula atas ancaman Trump justru menaikkan simpati.
Trump merancang tarif berdasar Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional 1977 meski Amerika sebenarnya mengalami surplus dagang dengan Brasil.
Sebagian pejabat Brasil menyebut kebijakan Trump bukan soal perdagangan semata, melainkan upaya membalas kedekatan Brasil dengan blok Selatan, BRICS.
Lula pun kembali menggaungkan ide penggunaan mata uang alternatif selain dolar yang kerap memancing reaksi keras Washington.
Sementara itu, Gleisi Hoffmann dari kabinet Lula menilai langkah Trump tak pernah benar-benar peduli pada demokrasi, termasuk nasib Bolsonaro yang kini menghadapi dakwaan merencanakan kudeta dan rencana pembunuhan terhadap Lula.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

