
Repelita Washington DC - Lingkaran terdekat Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengaku semakin gelisah dengan tindakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang dinilai berlebihan dalam melakukan serangan militer di Timur Tengah.
Pejabat Gedung Putih menyebut Netanyahu bertindak seperti orang di luar kendali karena terus menggempur berbagai sasaran, termasuk gereja Katolik di Gaza, yang memicu Trump harus turun tangan langsung meminta klarifikasi.
Seorang pejabat senior AS mengatakan Trump sempat menelepon Netanyahu setelah insiden penembakan gereja tersebut, lalu mendesak agar Israel menyampaikan permintaan maaf terbuka.
Kemarahan ini juga muncul karena Israel tetap membombardir Suriah meski sebelumnya sudah ada komitmen mundur untuk meredakan ketegangan antara milisi Druze dan kelompok Badui yang menewaskan ratusan orang.
Menurut sumber di Gedung Putih, Presiden Trump terkejut saat menyaksikan pengeboman Suriah di layar televisi karena bertolak belakang dengan agenda damai dan rekonstruksi yang sedang diupayakan.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio bahkan sudah mendesak Netanyahu menghentikan serangan sebagai syarat penarikan militer Suriah dari Sweida, namun Israel tetap mengebom markas militer Suriah dan wilayah dekat istana presiden.
Beberapa negara di kawasan seperti Arab Saudi dan Turki dikabarkan langsung menyampaikan nota protes kepada pemerintahan Trump atas aksi sepihak Israel ini.
Para pejabat senior di lingkaran Trump menilai Netanyahu berusaha menutupi tekanan politik dalam negeri dengan menggencarkan serangan ke luar negeri, sebuah manuver yang menurut mereka akan merugikan posisi Israel sendiri di mata AS.
Selain Suriah, insiden pembunuhan Saif Musallet, seorang warga Amerika keturunan Palestina, oleh pemukim Israel, juga menambah amarah Gedung Putih.
Duta Besar Amerika Serikat untuk Israel, Mike Huckabee, yang sebelumnya mendukung Netanyahu, ikut bersuara keras dan menuntut Israel bertanggung jawab, bahkan menyebut aksi pemukim itu sebagai tindakan teror.
Huckabee juga menyinggung kebijakan pemerintah Israel yang mempersulit akses visa bagi warga evangelis Amerika, yang dinilai bertolak belakang dengan dukungan kuat komunitas tersebut terhadap Israel selama ini.
Menurut laporan Axios, para pembantu Presiden Trump kini semakin sadar dengan besarnya pengaruh kelompok supremasi Yahudi sayap kanan dalam pemerintahan Netanyahu, dan memperingatkan risiko retaknya dukungan Gedung Putih bila Netanyahu terus bertindak di luar kendali.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

