
Repelita Jakarta - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) dan Gubernur DKI Jakarta dua periode, Sutiyoso, kembali menjadi sorotan publik setelah mengkritik momen sejumlah menteri Kabinet Merah Putih yang menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Solo saat Lebaran lalu.
Sebelumnya, Sutiyoso juga menyuarakan dukungannya terhadap usulan Forum Purnawirawan TNI yang meminta pergantian Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Dalam pernyataannya, Sutiyoso menilai bahwa tindakan para menteri yang sowan ke Jokowi dapat diartikan sebagai bentuk loyalitas ganda.
Menurutnya, dalam organisasi apa pun, loyalitas ganda tidak boleh terjadi karena dapat mengganggu stabilitas dan efektivitas pemerintahan.
"Bisa diterjemahkan loyalitas ganda yang tidak boleh terjadi dalam organisasi apa pun," tegas Sutiyoso dalam kanal YouTube Hersubeno Point, Minggu 27 April 2025.
Ia menambahkan bahwa loyalitas seharusnya tegak lurus kepada pimpinan tertinggi yang sedang menjabat.
Pasca Lebaran Idulfitri 1446 H, sejumlah menteri seperti Menko Pangan Zulkifli Hasan, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, serta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin diketahui mengunjungi kediaman Jokowi di Solo.
Dalam kunjungan tersebut, beberapa menteri bahkan menyebut Jokowi sebagai "bos", yang menurut Sutiyoso menunjukkan adanya loyalitas yang tidak semestinya.
"Loyalitas tegak lurus pada pimpinan tertinggi saat dia menjabat dimana," ujar Sutiyoso, mengingatkan para menteri untuk menjaga etika dan profesionalisme dalam menjalankan tugas negara.
Sutiyoso juga menyoroti kapasitas Gibran sebagai Wakil Presiden.
Ia meragukan kemampuan Gibran dalam mengelola negara sebesar Indonesia, mengingat pengalaman politiknya yang masih minim.
"Dengan model (pemimpin) kayak gitu apa cukup menangani masalah negara yang sangat kompleks. Nasib bangsa ini dipertaruhkan," kata Sutiyoso.
Ia mengingatkan bahwa jika Presiden Prabowo Subianto berhalangan tetap, maka Gibran akan menggantikannya, yang menurutnya bisa menjadi risiko besar bagi bangsa.
Sutiyoso juga mengungkapkan bahwa dirinya teringat dengan pernyataan Jokowi yang pernah mengatakan bahwa anak-anaknya tidak tertarik masuk dunia politik.
Namun, kenyataannya Gibran kini menjabat sebagai Wakil Presiden, yang menurutnya bertentangan dengan pernyataan tersebut.
Kritik Sutiyoso ini menambah panjang daftar tokoh yang menyoroti dinamika politik pasca-pemilu.
Beberapa pihak menilai bahwa adanya kunjungan para menteri ke Jokowi bisa memunculkan isu "matahari kembar" dalam pemerintahan, yang dapat mengganggu stabilitas dan efektivitas kepemimpinan Presiden Prabowo.
Dalam demokrasi, penyampaian aspirasi dan kritik adalah hal yang wajar.
Namun, penting bagi semua pihak untuk menjaga etika dan profesionalisme dalam menjalankan tugas negara demi kepentingan bangsa dan negara.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

