Repelita Jakarta - Pemerintah Indonesia menanggapi penolakan dari beberapa negara, termasuk Turki dan Arab Saudi, terkait rencana evakuasi warga Palestina dari Jalur Gaza.
Meskipun demikian, pemerintah Indonesia tetap berkomitmen untuk menjalankan rencana tersebut demi membantu warga Gaza yang terjebak dalam konflik bersenjata.
Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, mengungkapkan bahwa meskipun beberapa negara menolak, keputusan Indonesia untuk mengevakuasi warga Gaza tidak akan terpengaruh.
Prasetyo menegaskan bahwa penolakan dari pihak-pihak tertentu tidak akan menggagalkan niat baik Indonesia dalam memberikan bantuan kepada korban yang membutuhkan perlindungan dan perawatan.
"Kami tetap melanjutkan rencana ini dengan memperhatikan masukan dari negara-negara terkait, namun tujuan utama kami adalah membantu warga Gaza yang terjebak dalam kondisi sulit akibat konflik ini," kata Prasetyo dalam pernyataannya di Jakarta pada Senin (21/4).
Sebelumnya, pemerintah Turki, melalui Menteri Luar Negeri Hakan Fidan, menyatakan penolakan terhadap rencana evakuasi warga Gaza, menekankan bahwa solusi terbaik adalah dengan menghentikan kekerasan di Gaza dan memberikan perlindungan tanpa harus memaksa warga Palestina untuk meninggalkan tanah kelahiran mereka.
Fidan juga mengkritik rencana evakuasi sebagai langkah yang tidak tepat.
Meskipun ada ketidaksepakatan dari beberapa negara, pemerintah Indonesia tetap memprioritaskan kemanusiaan dan keselamatan warga Gaza, yang sebagian besar adalah perempuan, anak-anak, dan mereka yang terluka akibat konflik.
Pemerintah berencana untuk mengevakuasi sekitar seribu warga Gaza ke Indonesia, dengan menyediakan tempat penampungan dan fasilitas medis untuk membantu proses rehabilitasi mereka.
Indonesia, melalui langkah-langkah diplomatik, berharap dapat mewujudkan misi kemanusiaan ini meskipun ada berbagai tantangan internasional yang dihadapi.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok