Repelita Jakarta - Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, menyoroti pesan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada Presiden Prabowo Subianto.
Dalam pesannya, SBY menegaskan prinsip bahwa dirinya menghormati posisi Prabowo sebagai presiden, begitu pula sebaliknya. Namun, ia juga menegaskan bahwa tidak boleh ada dualisme kepemimpinan di Indonesia.
“Saya menghormati beliau, dan beliau menghormati saya, dan falsafah saya, di Indonesia hanya ada satu matahari. Pak Prabowo, tak boleh ada matahari kembar,” tegas SBY.
Pesan tersebut menjadi sorotan Adi Prayitno yang kemudian mempertanyakan siapa yang dimaksud dengan "matahari kembar".
“Wah.. siapakah itu yang mau jadi matahari kembar ya Pak?” tulis Adi dalam unggahannya di X, Kamis (13/2/2025).
“Kita-kita yang awam politik begini gelap gulita, ndak tahu apa-apa soal politik tingkat tinggi begitu,” tambahnya.
Sejumlah pihak menilai bahwa istilah "matahari kembar" yang disebut SBY mengarah pada mantan Presiden Jokowi, yang disebut-sebut masih memiliki pengaruh dalam pemerintahan Prabowo.
Adi Prayitno kembali menyindir situasi ini dengan mengingatkan bahwa dalam sistem presidensial, presiden terpilih seharusnya menjadi pemimpin tunggal.
“Bukannya dalam sistem presidensial itu, presiden terpilih adalah satu-satunya matahari republik ya,” ujarnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok