Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Amien Rais: Indonesia Berisiko Mengikuti Jejak Uni Soviet dan Yugoslavia

 

Repelita Jakarta - Politisi senior Amien Rais kembali mengeluarkan peringatan keras terhadap kondisi Indonesia saat ini.

Amien menggunakan istilah SOS (Save Our Souls) sebagai simbol bahwa negara sedang berada dalam situasi darurat yang mengancam keberlangsungan bangsa.

"SOS adalah sebuah teriakan dari seseorang atau kelompok yang nyawanya terancam," ujar Amien Rais di X @realAmienRais (23/2/2025).

Ia mengibaratkan kondisi Indonesia seperti kapal yang menabrak bukit karang, mengalami kebocoran, dan berisiko tenggelam jika tidak segera diselamatkan.

Amien kemudian membandingkan situasi Indonesia saat ini dengan dua negara besar yang telah lenyap dari peta dunia, yaitu Uni Soviet dan Yugoslavia.

Dikatakan Ketua Majelis Syuro Partai Ummat ini, nasib tragis kedua negara tersebut harus menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia.

"Dua tahun sebelum Uni Soviet bubar, Gorbachev meneriakkan tiga slogan perjuangan: glasnost, perestroika, dan demokratizatsiya, yang berarti keterbukaan, restrukturisasi ekonomi, dan demokratisasi," jelasnya.

Ia juga menyinggung Joseph Tito, pemimpin Yugoslavia, yang gagal mencegah negaranya terpecah belah.

Menurut Amien, ada lima faktor utama yang menyebabkan kejatuhan Uni Soviet dan Yugoslavia, dan Indonesia saat ini memiliki masalah yang serupa.

Pertama, korupsi sudah menusuk ke jantung kekuasaan. Kedua, yang diusung para elite hanyalah kepentingan sempit pribadi. Ketiga, terjadi konflik antar etnis.

Keempat, pusat kekuasaan sudah tidak bisa lagi mengendalikan keinginan daerah untuk melepaskan diri dari kekuasaan pusat.

Kelima, pusat sudah tidak bisa lagi dipercaya oleh berbagai kelompok sosial politik sehingga sudah kehilangan public trust.

"Begitu sebuah rezim kehilangan legitimasi dan kepercayaan, maka seperti bangunan yang perlahan-lahan akan ambruk," tegasnya.

Amien Rais menekankan bahwa Indonesia harus segera berbenah sebelum terlambat. Ia mengajak seluruh rakyat, terutama generasi muda, untuk bangkit dan menyelamatkan bangsa ini dari ancaman kehancuran seperti yang dialami Uni Soviet dan Yugoslavia.

"Saya hanya ingin mengajak anak-anak bangsa agar Indonesia tidak bernasib seperti Yugoslavia dan Uni Soviet," kuncinya.

Sebelumnya, tagar #IndonesiaGelap terus menggema seiring adanya kebijakan pemangkasan anggaran yang dilakukan Presiden Prabowo.

Tidak ketinggalan, mahasiswa di sejumlah kota besar Indonesia turun ke jalan melakukan protes atas kebijakan tersebut.

Aksi mahasiswa dan tagar #IndonesiaGelap seperti saling menguatkan, mematahkan pernyataan Jokowi soal Presiden Prabowo.

Seperti diketahui, Jokowi secara blak-blakan mengatakan bahwa Prabowo merupakan Presiden terkuat dan tidak ada yang berani mengkritiknya.

Di kota Daeng, ratusan mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) memperlihatkan perlawanannya dengan melakukan aksi unjuk rasa.

Didominasi warna orange yang menjadi kebesaran mahasiswa UNM, Jalan AP Pettarani, Kecamatan Rappocini, mahasiswa membolkade dengan menggunakan ban bekas hingga bambu.

Pantauan di lokasi, sekitar pukul 15.11 Wita, massa aksi saling bergantian menyuarakan aspirasinya. Menolak efisiensi anggaran yang berimbas pada program Pendidikan.

Di antara massa aksi, beberapa di antaranya membawa petaka aksi bertuliskan kecaman terhadap Prabowo.

"Rezim bajingan kami butuh pendidikan gratis bukan makan gratis," tulisnya.

Pada petaka aksi yang lain, tertulis juga, "Melucuti pendidikan berkedok efisiensi anggaran. Rakyat dipaksa tolol oleh pemerintah Tai," ucapnya.

Tidak berhenti di situ, mereka juga membuat tulisan pada kertas berukuran besar, "Efisiensi pemerintah gagal mewujudkan amanat UUD 1945," tandasnya.

"Baru-baru ini kabinet obesitas mengeluarkan keputusan yang sangat fatal," teriak orator sambil memegang megaphone.

Orator dengan lantang menyinggung kegelapan yang terjadi di pemerintahan Prabowo. Ia menuding bahwa orang nomor satu di Indonesia itu lebih mementingkan makan gratis dibanding pendidikan gratis.

"Evaluasi makan bergizi gratis, rakyat cuma butuh pendidikan gratis," cetusnya.

Selain soal efisiensi, massa aksi tidak lupa memberikan perhatiannya pada Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang baru-baru ini membuat rakyat kecil merana.

Bahlil sebelumnya melarang pengecer menjual tabung gas elpiji 3 Kilogram tanpa memikirkan lebih jauh dampaknya. Hingga pada akhirnya Presiden memerintahkan agar aturan tersebut dikembalikan seperti semula. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad


Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved