
Repelita Limassol - Seorang warga negara Israel kehilangan penglihatan permanen pada salah satu matanya setelah menjadi korban penyerangan kejam di Siprus.
Peristiwa itu berlangsung pada 20 Desember 2025 di depan pintu masuk sebuah hotel di Kota Limassol.
Menurut keterangan ayah korban kepada media Israel, pelaku mendekati putranya setelah mendengar percakapan telepon dalam bahasa Ibrani.
Pelaku awalnya meminta rokok sebelum melancarkan serangan fisik yang brutal.
Korban yang baru saja menyelesaikan dinas militer langsung dilarikan ke fasilitas kesehatan setempat untuk pertolongan pertama.
Ia kemudian dipulangkan ke Israel pada hari Minggu dan segera menjalani prosedur operasi darurat.
Tetapi dokter tidak dapat menyelamatkan penglihatannya di mata yang terkena pukulan.
Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan sedang memeriksa detail lengkap dari kasus tersebut.
Ayah korban menyampaikan kekecewaannya melalui postingan di Facebook atas lambatnya respons dari perwakilan diplomatik Israel.
Anak saya diserang di pintu masuk sebuah hotel di Siprus, dan semua orang menghilang. Dia dipukuli dengan brutal, terluka di kepala dan wajah, dan dievakuasi untuk mendapatkan perawatan medis.
Kami menghubungi pihak berwenang terkait, termasuk konsulat 'Israel', dan tanggapan yang kami terima adalah: 'Hari Minggu, kami sedang liburan.' Ketika seorang warga negara Israel terluka di luar negeri setelah serangan kekerasan, sistem tersebut sama sekali tidak aktif. Tidak ada yang bertanggung jawab, tidak ada tanggapan, tidak ada rasa dukungan.
Ia menegaskan adanya saksi mata serta catatan medis yang mendokumentasikan kejadian tersebut.
Kekerasan dan ketidakpedulian seperti itu tidak bisa dibiarkan begitu saja.
Saat ini, pemuda tersebut sedang dirawat intensif di Rumah Sakit Ichilov di Israel pasca-operasi rumit untuk upaya penyelamatan penglihatan.
Editor: 91224 R-ID Elok

