Repelita Banyumas - Foto viral yang menampilkan garis cokelat memanjang di lereng Gunung Slamet dan diduga akibat tambang ilegal ternyata berasal dari pembukaan akses jalan proyek panas bumi tahun 2018.
Kepala Cabang Dinas ESDM Wilayah Slamet Selatan Mahendra Dwi Atmoko menegaskan bahwa bekas galian tersebut kini telah tertutup rumput dan kembali menghijau sehingga tuduhan tambang sama sekali tidak benar.
Ia menjelaskan munculnya kesalahpahaman karena foto lama proyek panas bumi tersebut sering disandingkan dengan aktivitas penambangan galian C yang sedang ramai di Desa Gandatapa Kecamatan Sumbang.
Meskipun tambang galian C di Gandatapa telah mengantongi izin resmi namun teknik penggaliannya dinilai berbahaya bagi keselamatan pekerja karena lereng yang dibuat terlalu tinggi dan terjal.
Pihaknya akan segera memberikan teguran tertulis agar pengelola menata ulang metode penambangan sehingga risiko longsor yang dapat menimpa pekerja di bawah lereng dapat diminimalisir.
Mahendra menambahkan bahwa skala penambangan di seluruh wilayah Banyumas tergolong kecil dengan luas izin maksimal lima hektare dan bukaan aktif hanya sekitar dua hektare.
Ia memastikan aktivitas tersebut masih sangat jauh dari ambang batas yang dapat memicu bencana longsor berskala besar seperti yang pernah terjadi di wilayah Sumatera.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

