TKA China Membeludak 6 Kali Lipat Jadi 102 Ribu, Pekerja Lokal Cuma Dapat Remah 10 Persen Sementara Morowali Dikuasai Asing

Repelita Jakarta - Ekonom Gede Sandra mengungkap lonjakan dramatis jumlah tenaga kerja asing asal China dalam satu dekade terakhir.

Pada awal 2014 hanya tercatat 16.000 orang, namun pada 2024 jumlahnya sudah membengkak enam kali lipat menjadi 102.000 orang.

Menurutnya, Indonesia sama sekali tidak pernah menetapkan batas persentase maksimal tenaga kerja asing yang boleh masuk.

Sebagian besar memang tenaga teknis dan profesional untuk proyek smelter nikel serta infrastruktur besar.

Namun yang menjadi sorotan tajam adalah banyak posisi rendahan yang sebenarnya mampu dikerjakan pekerja lokal justru diisi oleh tenaga kerja asing.

Kondisi ini semakin parah karena pada 2024 hingga 2025 Indonesia mengalami defisit lapangan kerja yang akut.

Pemerintah hanya mampu menyerap 3,59 juta tenaga kerja baru, sementara angkatan kerja baru mencapai 3,67 juta orang ditambah gelombang PHK sebanyak 105.000 orang.

Titik paling mencolok adalah kawasan industri Morowali yang menjadi pusat investasi China dengan jumlah TKA terbanyak di Indonesia.

Sektor smelter Morowali menjadi yang terdepan, disusul energi dan konstruksi.

Gede Sandra menegaskan bahwa Indonesia hanya menikmati 10 persen nilai tambah dari seluruh investasi China, sisanya 90 persen mengalir kembali ke negara tersebut melalui upah TKA, repatriasi modal, dan fasilitas pajak.

Ia menilai peluang renegosiasi yang lebih menguntungkan terbuka lebar di era pemerintahan baru karena posisi tawar Indonesia di geopolitik dunia semakin kuat.

Hal ini membuka harapan agar kuota TKA bisa dibatasi ketat dan pembagian nilai tambah investasi menjadi jauh lebih adil bagi pekerja lokal.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga