PT Toba Pulp Lestari Tbk yang bergerak di bidang produksi bubur kertas dan telah menjalankan operasional selama lebih dari tiga puluh tahun, kini menghadapi sorotan tajam setelah muncul rekomendasi untuk menutup kegiatannya.
Meskipun demikian, pihak perusahaan dengan tegas menolak segala tudingan bahwa praktik bisnis mereka menjadi akar penyebab kerusakan lingkungan yang parah.
PT Toba Pulp Lestari dengan tegas menyatakan bahwa seluruh proses operasional selama ini tidak pernah melanggar izin maupun regulasi yang ditetapkan oleh otoritas pemerintah.
Melalui pernyataan resmi dari Sekretaris Perusahaan, Anwar Lawden, yang dirilis dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia pada Senin, 1 Desember 2025, ditegaskan bahwa perusahaan menolak tuduhan operasional sebagai pemicu bencana ekologis, karena semua kegiatan telah selaras dengan peraturan yang berlaku.
Anwar juga menjelaskan bahwa hingga kini, pihaknya belum menerima dokumen resmi rekomendasi penutupan tersebut, mengingat surat itu masih dalam tahap perencanaan dan akan difinalisasi setelah evaluasi menyeluruh terhadap operasional di berbagai kabupaten lokasi perusahaan.
PT Toba Pulp Lestari Tbk yang diisukan jadi dalang bencana Sumatera tidak dimiliki Luhut Binsar Pandjaitan, dengan pemegang saham mayoritas adalah Allied Hill Limited dari Hong Kong yang dimiliki oleh pengusaha asal Singapura bernama Joseph Oetomo.
Ringkasan berita menunjukkan bahwa PT Toba Pulp Lestari Tbk menegaskan tidak pernah melanggar izin atau ketentuan pemerintah serta membantah operasionalnya sebagai penyebab banjir di Sumatera, sementara Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution telah mengeluarkan rekomendasi penutupan setelah rapat dengan berbagai pihak.
Pabrik PT Toba Pulp Lestari Tbk yang berlokasi di kawasan Toba, Sumatera Utara, dituding sebagai biang kerok banjir di Sumatera.
Desakan penutupan perusahaan ini tidak datang tiba-tiba, melainkan telah digaungkan oleh pemimpin tertinggi Gereja Huria Kristen Batak Protestan, Ephorus Pdt Victor Tinambunan.
Ia menyatakan bahwa Gereja Huria Kristen Batak Protestan, Sekretariat Bersama Gerakan Oikumenis untuk Keadilan Ekologis, serta wakil dari masyarakat adat akan terus mengawal rekomendasi tersebut hingga benar-benar terwujud.
Upaya itu akhirnya membuahkan hasil, di mana pada Senin, 24 November 2025, setelah diskusi selama dua jam dengan berbagai stakeholder, Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution secara resmi menerbitkan rekomendasi penutupan PT Toba Pulp Lestari.
Victor menjelaskan alasan di balik rekomendasi tersebut dengan menyatakan bahwa jika PT Toba Pulp Lestari tidak ditutup, maka Sumatera Utara tidak akan pernah mencapai ketenangan, dan masyarakat tidak akan pernah hidup dengan damai.
Artikel ini diterbitkan pada Rabu, 3 Desember 2025, pukul 14:20 WIB.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

