:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/2025-12-09-MENHAN.jpg)
Repelita Makassar - Menteri Pertahanan Jenderal (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin menegaskan bahwa saat ini Indonesia sedang berhadapan dengan musuh dalam selimut yang dengan sengaja menghambat kebangkitan ekonomi nasional.
Dalam kuliah umum di Universitas Hasanuddin pada Selasa, 9 Desember 2025, Sjafrie menyebut pelaku korupsi, penyelundup, serta pihak yang memanfaatkan celah pengawasan sebagai ancaman nyata terhadap kedaulatan ekonomi negara.
Ia menyoroti kekayaan nikel dan bauksit dalam jumlah sangat besar yang seharusnya menjadi penopang perekonomian justru dikeluarkan secara ilegal melalui pelabuhan dan bandara tanpa pemeriksaan memadai.
Sjafrie menilai praktik under invoicing yang sudah berlangsung puluhan tahun merupakan bukti adanya pihak yang tidak menginginkan Indonesia bangkit secara ekonomi.
"Jadi, kita menghadapi musuh dalam selimut yang tidak menginginkan negara kita bangkit ekonominya. Itu under invoicing selama 20 tahun," ungkapnya dengan tegas.
Kerugian negara akibat praktik tersebut diperkirakan mencapai sekitar 800 miliar dolar Amerika Serikat.
Menhan mengajak mahasiswa untuk tidak tinggal diam menghadapi ancaman internal ini.
Ia menekankan bahwa generasi muda harus menjadi benteng pertahanan terdepan dalam memberantas korupsi dan segala bentuk pengkhianatan terhadap bangsa.
Sjafrie memperingatkan bahwa jika musuh dalam selimut dibiarkan, maka impian Indonesia menjadi negara maju secara ekonomi akan terus dihambat oleh segelintir orang yang mengutamakan kepentingan pribadi.
Editor: 91224 R-ID Elok

