
Repelita Jakarta - Aktivis Muhammad Said Didu kembali menyentil kondisi perusahaan negara yang dinilainya sedang mengalami masa sulit dan memprihatinkan.
Melalui akun media sosial X miliknya, ia secara tegas menunjuk penyebab utama di balik kemunduran tersebut.
“Semua BUMN dirusak oleh rezim Jokowi,” tulisnya dikutip Selasa (30/12/2025).
Salah satu perusahaan pelat merah yang saat ini menjadi pusat perhatian adalah PT PLN (Persero) yang memegang monopoli di sektor kelistrikan nasional tanpa ada pesaing langsung.
Meski berada dalam posisi dominan tersebut, kinerja keuangan PLN sepanjang tahun 2024 justru menunjukkan paradoks yang mencemaskan.
Berdasarkan data yang dikumpulkan CBA, neraca keuangan PLN mencatat tren penurunan yang cukup tajam.
Total kewajiban utang mencapai angka Rp 711,2 triliun pada tahun 2024.
Angka tersebut meningkat signifikan sebesar Rp 56,2 triliun dari posisi tahun sebelumnya yang sebesar Rp 655 triliun.
Rincian kenaikan terdiri dari utang jangka pendek yang melonjak menjadi Rp 172 triliun dari sebelumnya Rp 143,1 triliun.
Sementara utang jangka panjang juga naik menjadi Rp 539,1 triliun dari posisi Rp 511,8 triliun.
Lebih ironis lagi, di tengah penguasaan pasar tunggal, laba bersih yang berhasil dibukukan hanya Rp 17,7 triliun sepanjang tahun 2024.
Jumlah tersebut merosot cukup dalam yaitu Rp 4,3 triliun dibandingkan perolehan laba tahun 2023 yang mencapai Rp 22 triliun.
Editor: 91224 R-ID Elok

