
Repelita Jakarta - Pengamat politik Rizal Fadillah menyatakan bahwa situasi bangsa saat ini berada di persimpangan jalan penting di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Menurutnya, rakyat tidak boleh membiarkan kondisi negara terus memburuk hingga membusuk.
Reformasi 1998 lahir dari maraknya korupsi, kolusi, dan nepotisme serta krisis moneter yang menghancurkan ekonomi rakyat.
Sistem otoriter, penyalahgunaan hukum, dwifungsi militer, serta pembungkaman terhadap mahasiswa menjadi pemicu utama gerakan perubahan.
“Bulan Mei 1998 kulminasi gerakan perubahan itu disebut reformasi. Mahasiswa menempati posisi strategis menekan pengambil kebijakan agar mengikuti kemauan rakyat," katanya pada Kamis, 25 Desember 2025.
Tekanan tersebut mengakibatkan penguasa mundur, pemilu bebas digelar, dwifungsi dihapus, aturan antikorupsi dibentuk, konstitusi diamandemen, otonomi diperluas, serta nilai tukar dipulihkan.
Namun setelah hampir tiga dekade, kemunduran justru semakin nyata.
Korupsi berkembang lebih ganas, oligarki tetap menguat, sementara demokrasi belum terkonsolidasi dengan baik.
Rizal Fadillah mengkritik pemerintahan sebelumnya dan kelanjutannya yang tidak mampu menghadirkan perubahan substansial.
“Tukang meubel yang menjadi Presiden ini payah. Ijazah persyaratannya dipersoalkan, pelanggaran HAM dituduhkan, KKN tetap ada," ujarnya.
"Prabowo pun cenderung melanjutkan dekadensi. Rakyat berteriak meminta pertanggungjawaban, tapi ia hanya mundur-maju, goyang poco-poco,” tambahnya.
Ia menuntut tindakan konkret seperti penghapusan multifungsi kepolisian, pemberantasan korupsi total, pengadilan terhadap figur sebelumnya beserta lingkaran dekat, peninjauan utang luar negeri, pengusiran investor asing merugikan, pengembalian hak atas tanah kepada rakyat, serta penegakan supremasi hukum dan keadilan.
“Stop multi fungsi Polisi, berantas KKN, adili Jokowi dan kroni, evaluasi hutang luar negeri, usir pengusaha asing yang merugikan, kembalikan tanah kepada rakyat, serta tegakkan supremasi hukum. Reformasi jilid II tidak bisa ditunda. Terlambat sama saja membiarkan bangsa ini membusuk,” tegasnya.
Prabowo Subianto saat ini berada di persimpangan jalan yang menentukan arah bangsa.
Rakyat tidak boleh diam membiarkan proses pembusukan berlanjut.
Momentum Mei 2026 menjadi saat krusial bagi mahasiswa serta kekuatan perubahan untuk bangkit.
“Merujuk 1998, bulan Mei 2026 adalah saat mahasiswa harus bangun dengan sendirinya. Elemen perubahan lain dipastikan akan bergerak masif untuk membersamai,” katanya.
Editor: 91224 R-ID Elok

