Repelita Jakarta - Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menjadi sasaran kritik tajam pasca-bencana banjir dan longsor yang menghantam wilayah Sumatra baru-baru ini.
Publik menyoroti pernyataannya yang menyebut musibah tersebut sebagai kesempatan ideal untuk mengevaluasi pengelolaan hutan secara menyeluruh.
Meskipun ia menjanjikan introspeksi mendalam terhadap kebijakan kementeriannya, respons tersebut justru memicu kekecewaan lebih lanjut di kalangan masyarakat.
Banyak pihak menilai bahwa banjir dan longsor tersebut dipicu oleh aktivitas penebangan liar yang merajalela, terbukti dari banyaknya batang kayu yang hanyut terbawa arus air.
Di tengah sorotan ini, mari kita telusuri latar belakang Raja Juli Antoni sebagai sosok yang menduduki jabatan penting tersebut.
Raja Juli Antoni saat ini menjabat sebagai Menteri Kehutanan dalam Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Sebelum menduduki posisi tersebut, ia pernah diangkat menjadi Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang pada periode 2022 hingga 2024 di masa pemerintahan Joko Widodo.
Dari segi pendidikan, Raja Juli merupakan lulusan Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah di Garut, Jawa Barat.
Ia menyelesaikan gelar sarjana di bidang Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2001, dengan tesis tentang ayat-ayat jihad yang ditinjau secara kritis sebagai perang suci.
Kemudian, berkat beasiswa Chevening, ia melanjutkan studi master di Departemen Studi Perdamaian Universitas Bradford, Inggris, pada 2004, dan menyelesaikan tesis mengenai konflik di Aceh serta pencarian proses resolusi damai.
Selanjutnya, dengan dukungan beasiswa dari Australian Development Scholarship pada 2010, Raja Juli menempuh pendidikan doktoral di Sekolah Ilmu Politik dan Studi Internasional Universitas Queensland, Australia.
Selain itu, ia pernah dipercaya memimpin sebagai Direktur Eksekutif Maarif Institute, lembaga yang didirikan oleh Ahmad Syafii Maarif, mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Pada Pemilu Legislatif 2009, Raja Juli maju sebagai calon anggota DPR dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan untuk daerah pemilihan Jawa Barat IX, yang meliputi Kabupaten Subang, Sumedang, dan Majalengka.
Sayangnya, ia tidak terpilih karena perolehan suaranya kalah dari kandidat lain seperti Maruarar Sirait dan Tb Hasanuddin dari partai yang sama.
Raja Juli juga pernah bertemu dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Markas Besar Polri, Jakarta, pada Jumat, 24 Oktober 2025.
Ia sempat mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk periode 2015-2020, namun akhirnya mengundurkan diri demi fokus pada peran barunya sebagai Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia yang baru dibentuk bersama rekan-rekan politisi muda.
Partai Solidaritas Indonesia resmi disahkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia pada 7 Oktober 2016.
Setelah itu, Raja Juli langsung menjabat sebagai Sekretaris Jenderal hingga tahun 2020.
Ketika Giring Ganesha menjadi Pelaksana Tugas Ketua Umum, ia sempat menjabat singkat sebagai Sekjen sebelum beralih menjadi Sekretaris Dewan Pembina Dewan Pimpinan Pusat PSI.
Baru pada 2023, saat Kaesang Pangarep diangkat sebagai Ketua Umum PSI, Raja Juli kembali ke posisi Sekretaris Jenderal.
Menurut Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara tahun 2024, total aset yang dimiliki Raja Juli mencapai Rp11,2 miliar.
Raja Juli pernah menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah tertangkap kamera bermain domino bersama Azis Wellang, yang merupakan tersangka dalam kasus penebangan liar.
Dalam gambar yang menyebar luas itu, Raja Juli tampak duduk di meja permainan bersama tiga orang berpakaian putih, termasuk Azis Wellang.
Azis Wellang sendiri adalah tersangka kasus penebangan ilegal yang ditangani oleh Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2024.
Meskipun demikian, Raja Juli membantah mengenal Azis Wellang secara pribadi.
Ia menjelaskan bahwa pertemuan itu tidak membahas isu hukum apa pun, dan ia tidak mengetahui status Azis sebagai tersangka pada saat itu.
Itulah gambaran singkat tentang Raja Juli Antoni, Menteri Kehutanan yang tengah menjadi pusat perhatian akibat kritik pasca-bencana banjir di Sumatra.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

