Repelita Aceh Tamiang - Suasana kunjungan kerja Presiden Prabowo Subianto ke Kabupaten Aceh Tamiang di Provinsi Aceh pada hari Jumat kemarin diwarnai oleh suatu kejadian yang tidak terduga. Saat sedang bertemu dengan warga serta para pengungsi yang terdampak bencana, tiba-tiba terdengar suara teriakan seseorang dari kerumunan yang menyuarakan kata-kata tertentu.
Meskipun ada suara protes tersebut, Presiden tampak tidak mendengar seruan itu dan sama sekali tidak memberikan respons apapun.
Kedatangan Presiden Prabowo ke lokasi dilakukan dengan menggunakan helikopter yang berasal dari Pangkalan TNI AU Soewondo di Kota Medan dan kemudian mendarat di Lapangan Sepak Bola Bima Patra Bukit Rata.
Dari helipad tersebut, Presiden beserta seluruh rombongan langsung menuju ke posko pengungsian yang terletak di kawasan Jembatan Aceh Tamiang.
Sepanjang perjalanan menuju lokasi, tampak jelas sekali jejak-jejak kerusakan parah yang diakibatkan oleh bencana alam yang melanda.
Endapan lumpur yang masih menempel di badan jalan serta pepohonan yang mengering karena terjangan banjir bandang menjadi pemandangan yang menyedihkan.
Presiden Prabowo menyampaikan bahwa kedatangannya kali ini merupakan bentuk pemenuhan janji yang pernah diucapkannya sebelumnya kepada masyarakat.
Ia mengungkapkan bahwa pada waktu sebelumnya, akses menuju Tamiang masih terputus sama sekali sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan kunjungan.
Setibanya di posko pengungsian, Presiden Prabowo Subianto langsung disambut dengan sangat hangat oleh sejumlah anak-anak yang menyanyikan lagu penyambutan.
Setelah menyaksikan sambutan tersebut, Presiden kemudian menuju ke posko kesehatan yang saat itu sedang memberikan layanan medis kepada warga yang terdampak.
Di dalam posko kesehatan itu, Presiden secara langsung menanyakan kondisi serta keluhan dari warga yang sedang berobat dan mendoakan agar mereka semua segera diberikan kesembuhan.
Kepala Negara juga meluangkan waktu untuk melakukan dialog dengan tenaga kesehatan yang sedang bertugas di lokasi tersebut.
Usai meninjau posko kesehatan, Presiden kemudian beranjak untuk meninjau kawasan pemukiman warga di bawah jembatan yang juga menjadi salah satu wilayah terdampak bencana.
Dari titik ini, Presiden Prabowo bisa melihat secara langsung rumah-rumah warga yang mengalami kerusakan disertai dengan endapan lumpur yang sangat tebal.
Tidak hanya material lumpur saja, potongan kayu, puing-puing bangunan, serta barang-barang rumah tangga yang terseret arus air juga masih terlihat berserakan.
Di area tenda pengungsian, Kepala Negara kembali disambut dengan kehangatan oleh anak-anak yang dengan spontan menghampiri Presiden untuk sekadar bertemu dan berjabat tangan.
Presiden pun membalas kehangatan dari anak-anak tersebut dengan memeluk, menggendong, bahkan mencium kening beberapa dari mereka.
Ucapan terima kasih secara tulus juga turut dilontarkan oleh warga setempat sebelum Presiden akhirnya meninggalkan tenda pengungsian itu.
Sementara itu, kondisi kota di sekitar kawasan yang terdampak bencana turut menjadi perhatian serius dari Presiden selama kunjungan kerja ini.
Tanah liat yang sudah mengering ternyata membuat sebagian besar jalan di lokasi menjadi sangat berdebu.
Lapisan debu yang tebal masih jelas menempel di dinding rumah-rumah penduduk serta pada kendaraan milik warga yang selamat dari terjangan banjir.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

