Menurut Herwin, menambah alat semahal itu hanya mengobati gejala, bukan menyelesaikan akar masalah yang sebenarnya.
Ia menilai Indonesia terus terjebak dalam pola yang sama setiap pergantian musim karena buruknya pengelolaan lingkungan dan tata ruang negara.
Indonesia dari dulu cuma punya dua musim, musim hujan dan musim kemarau, ujar Herwin kepada media pada Senin 8 Desember 2025.
Tapi tiap musim hujan dateng ya banjir, tiap musim kemarau dateng ya kekeringan, lanjutnya.
Herwin menegaskan bahwa bencana berulang bukan semata karena kurang helikopter atau alat berat, melainkan akibat pembabatan hutan yang masif serta perencanaan wilayah yang kacau.
Inilah contoh gagal cara ngatur negara, hutan dibabat, tata ruang amburadul, mitigasi cuma muncul setelah ada korban, tandasnya.
Sementara itu, Presiden Prabowo sebelumnya mengumumkan bahwa pemerintah akan menambah ratusan helikopter khusus untuk operasi kemanusiaan dan evakuasi bencana.
Saat ini sudah 50 unit helikopter dikerahkan ke Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat yang tengah dilanda banjir bandang serta longsor.
Prabowo menyebut pekan ini lima helikopter baru kembali tiba, dan proses pengadaan besar-besaran akan dimulai tahun depan hingga mencapai 200 unit.
Selain helikopter, TNI AU juga telah menerima tambahan lima pesawat Hercules C-130J serta satu unit Airbus A400 untuk mendukung logistik darurat nasional.
Namun bagi Herwin, solusi sejati bukan pada pembelian alutsista, melainkan menghentikan perusakan hutan dan memperbaiki tata kelola negara secara menyeluruh.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

