Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

Pesona Danau Singkarak Pudar, Tertutup Hamparan Kayu Gelondongan Pascabanjir Bandang Solok

Danau Singkarak berubah drastis setelah banjir bandang, tertutup kayu gelondongan, dampak besar bagi pariwisata. (Instagram @nabilllntn)

Repelita Sumatera Barat - Danau Singkarak yang terkenal dengan panorama permukaan airnya yang tenang dan biru mengalami perubahan drastis pasca bencana banjir bandang.

Kawasan danau yang menjadi ikon wisata utama di Kabupaten Solok itu kini dipenuhi oleh material kayu gelondongan yang mengapung di permukaan air.

Material kayu tersebut terseret dari berbagai titik banjir bandang di wilayah Solok dan bermuara di kawasan Nagari Muaro Pingai.

Foto udara yang beredar di media sosial pada Senin, 1 Desember 2025, menunjukkan kondisi permukaan danau yang tertutup kayu dalam bentangan luas.

Material tersebut merupakan sisa sapuan banjir bandang yang terjadi selama beberapa hari terakhir di wilayah hulu.

Kayu-kayu gelondongan mengikuti aliran sungai sebelum akhirnya berhenti dan terakumulasi di kawasan Danau Singkarak.

Akumulasi kayu yang terbawa arus tersebut telah mengubah wajah danau yang selama ini menjadi destinasi wisata favorit.

Selama bertahun-tahun, Danau Singkarak dikenal dengan pemandangan alamnya yang indah, udara segar, dan suasana yang menenangkan.

Danau ini juga populer karena keberadaan ikan bilih, spesies endemik yang hanya hidup di perairan Singkarak.

Ikan bilih telah menjadi ikon kuliner daerah yang menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara.

Wisatawan biasanya menikmati perjalanan dengan perahu ke tengah danau atau melakukan aktivitas memancing bersama warga lokal.

Akses menuju Danau Singkarak membutuhkan waktu sekitar empat jam perjalanan darat dari Bandara Internasional Minangkabau.

Namun kini, wajah Singkarak telah berubah total akibat tumpukan kayu gelondongan yang mengapung pascabencana.

Danau yang sebelumnya elok kini tampak muram dan jauh dari citra sebagai destinasi wisata yang menarik.

Keindahan alamnya tertutup oleh dampak bencana yang meninggalkan pekerjaan besar bagi pemerintah dan masyarakat.

Pernyataan keprihatinan atas kondisi tersebut diunggah oleh seorang pengguna Instagram dengan akun @nabilllntn pada Rabu, 3 Desember 2025.

Pengunggah menyatakan bahwa sampah yang terdiri dari kayu, plastik, dan sampah rumah tangga mengapung di atas Danau Singkarak.

Pertanyaan diajukan mengenai cara membersihkan sampah dengan volume yang sangat besar tersebut.

Pemulihan kondisi danau memerlukan koordinasi antar berbagai pemangku kepentingan dan waktu yang tidak sebentar.

Dampak lingkungan dari akumulasi material kayu perlu dikaji secara mendalam untuk menentukan langkah penanganan.

Ekosistem perairan danau berpotensi terganggu dengan keberadaan material asing dalam jumlah besar.

Spesies endemik seperti ikan bilih mungkin akan mengalami tekanan akibat perubahan kondisi perairan yang drastis.

Aktivitas perekonomian masyarakat sekitar yang bergantung pada pariwisata dan perikanan juga terdampak.

Pemerintah daerah perlu merancang strategi pemulihan yang komprehensif mencakup aspek lingkungan dan sosial ekonomi.

Partisipasi masyarakat dalam proses pembersihan dan pemulihan menjadi faktor penting untuk kesuksesan program.

Inovasi teknologi mungkin diperlukan untuk menangani material kayu dalam skala besar secara efisien.

Aspek keamanan dan keselamatan dalam operasi pembersihan harus menjadi prioritas utama.

Pembelajaran dari kejadian ini harus menjadi dasar perbaikan sistem pengelolaan daerah aliran sungai.

Pencegahan akumulasi material serupa di masa depan memerlukan penataan ruang yang lebih baik di wilayah hulu.

Koordinasi antar kabupaten dalam pengelolaan sumber daya air dan lingkungan perlu ditingkatkan.

Kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan harus terus dibangun.

Danau Singkarak memiliki potensi untuk kembali pulih dengan usaha kolektif dari semua pihak yang berkepentingan.

Dokumentasi kondisi terkini dapat menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan sistem penanggulangan bencana ke depan.

Pemulihan bertahap diharapkan dapat mengembalikan fungsi ekologis dan sosial ekonomi danau secara optimal.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved