Pengacara Bantah Tas Golf Edward Corne dari BP Singapore Terkait Suap Tender Pertamina

Repelita Jakarta - Pengacara Luhut M.P Pangaribuan menyatakan penolakan tegas terhadap tuduhan bahwa pemberian tas golf kepada kliennya dari perwakilan BP Singapore Pte. Ltd. di tanah air memiliki kaitan dengan proses lelang bahan bakar minyak yang sedang diselidiki oleh pihak berwenang.

Ia menjelaskan bahwa perusahaan asal Singapura tersebut menerapkan aturan ketat dalam mencegah praktik suap yang melanggar etika bisnis global.

Luhut menambahkan contoh penerapan Undang-Undang Anti-Suap Inggris sebagai panduan utama dalam operasional mereka yang bahkan mencakup pemantauan ketat terhadap komunikasi melalui aplikasi pesan singkat seperti WhatsApp untuk memastikan tidak ada pelanggaran yang terjadi.

Dalam pernyataannya ia menekankan bahwa tidak mungkin ada tindakan sembarangan yang dilakukan oleh pihak terkait mengingat ketatnya prosedur yang diterapkan tersebut.

Pernyataan ini disampaikan oleh Luhut selama istirahat sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi di ibu kota pada Kamis malam tanggal 4 Desember 2025 saat ia sedang mendampingi kliennya dalam proses hukum yang sedang berlangsung.

Ia juga merujuk pada keterangan dari Ferry Mahendra Setya Putra yang berposisi sebagai spesialis originator di bidang pengembangan bisnis pada PT Jasatama Petroindo yang merupakan entitas terkait dengan BP Singapore.

Ferry dalam kesaksiannya di persidangan menyatakan bahwa pembelian tas golf tersebut dilakukan secara mendadak karena adanya penawaran khusus beli satu gratis satu yang sedang berlaku di toko pada saat itu.

Ia memutuskan untuk memberikan salah satu tas tersebut kepada Edward Corne sebagai bentuk ungkapan rasa syukur karena Edward telah meluangkan waktu untuk mengunjunginya selama menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Pondok Indah di mana ia harus menghadapi masa rawat inap seorang diri tanpa ditemani keluarga.

Ferry menambahkan bahwa Edward merupakan satu-satunya individu di luar lingkungan kerja BP yang bersedia datang menjenguknya selama periode pemulihan pasca-operasi yang cukup melelahkan baginya.

Edward Corne yang menjabat sebagai Wakil Presiden Operasi Perdagangan di PT Pertamina Patra Niaga untuk periode tahun 2023 hingga 2025 didakwa menerima pemberian berupa tas golf dari Ferry Mahendra Setya Putra dalam kapasitasnya sebagai spesialis originator pengembangan bisnis di PT Jasatama Petroindo.

Pemberian tersebut diduga terkait dengan proses pengadaan barang yang telah dilaksanakan dan berhasil dimenangkan oleh BP Singapore Pte. Ltd. sebagai pemasok utama dalam tender tersebut.

Selain itu Edward juga dituduh telah membagikan informasi rahasia mengenai pengadaan serta memperpanjang batas waktu pengajuan penawaran kepada BP Singapore meskipun periode resmi telah berakhir sehingga menimbulkan dugaan pelanggaran prosedur.

Sementara itu Riva Siahaan yang saat itu menjabat sebagai Direktur Pemasaran dan Niaga didakwa telah menyetujui rekomendasi dari Maya Kusmaya terkait hasil lelang khusus untuk bahan bakar gasoline dengan oktan 90 dan 92 untuk semester pertama tahun 2023.

Rekomendasi tersebut menetapkan BP Singapore Pte. Ltd. dan Sinochem International Oil (Singapore) Pte. Ltd. sebagai calon pemenang dalam proses pelelangan yang kompetitif tersebut.

Riva Siahaan juga didakwa telah mengajukan kedua perusahaan tersebut sebagai pemenang melalui catatan resmi hasil lelang yang diserahkan kepada Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga pada masa jabatannya.

Ketiga orang yang menjadi terdakwa dalam kasus dugaan korupsi dalam pengelolaan minyak mentah di Pertamina ini menghadapi ancaman hukuman berdasarkan ketentuan Pasal 2 ayat 1 atau Pasal 3 yang dikaitkan dengan Pasal 18 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi serta Pasal 55 ayat 1 ke-1 dari Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang berlaku di Indonesia.

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga