Menhan Sjafrie: Bantuan China-Malaysia ke Aceh Bukan dari Pihak Asing, Hanya Urusan Pribadi dengan Mualem

Repelita Jakarta - Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menegaskan bahwa bantuan dari China dan Malaysia untuk korban bencana di Aceh bukan termasuk bantuan resmi dari pihak asing.

Bantuan tersebut murni bersifat personal yang diberikan kepada Gubernur Aceh Muzakir Manaf yang akrab disapa Mualem.

Tim dari China yang datang ke Aceh bertugas membantu pencarian jenazah korban yang masih tertimbun lumpur akibat banjir dan longsor.

Sjafrie menjelaskan bahwa kehadiran tim tersebut merupakan bentuk dukungan pribadi kepada Mualem, bukan representasi bantuan negara asing kepada Indonesia.

Penanganan bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, serta Sumatera Barat hingga kini masih sepenuhnya ditangani secara mandiri oleh pemerintah Indonesia.

Indonesia saat ini telah memiliki kemampuan penuh dalam hal peralatan angkut darat, laut, dan udara serta stok logistik yang memadai.

Tenaga medis, obat-obatan, hingga dukungan dari perguruan tinggi juga telah tercukupi tanpa bergantung pada pihak luar.

Kondisi ini berbeda jauh dengan bencana tsunami tahun 2004 yang saat itu masih memerlukan bantuan besar-besaran dari negara lain.

Presiden Prabowo Subianto telah mengevaluasi bahwa bencana kali ini dapat diatasi sepenuhnya oleh bangsa Indonesia sendiri.

Sementara itu, Gubernur Mualem menyatakan Aceh tetap terbuka menerima bantuan dari siapa pun termasuk dari Malaysia berupa obat-obatan dan tenaga dokter.

Ia menegaskan tidak ada larangan bagi pihak yang ingin membantu pencarian korban atau memberikan bantuan kemanusiaan.

Tim dari China yang membantu pencarian jenazah merupakan tenaga ahli dari lembaga swadaya masyarakat, bukan utusan pemerintah China resmi.

Mualem menilai mempersulit pihak yang ingin membantu sama artinya dengan tindakan yang tidak bijaksana.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga