
Repelita Kuala Lumpur - Malaysia tidak hanya melakukan boikot terhadap merek makanan cepat saji internasional seperti McDonald’s, tetapi juga mengembangkan alternatif lokal sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina.
Pengusaha Lailatul Sarahjana Mohd Ismail mendirikan Ahmad’s Fried Chicken untuk menawarkan pilihan ayam goreng khas Malaysia yang renyah dan lezat.
Jaringan restoran ini kini berkembang pesat dengan jumlah gerai mencapai tiga puluh lima cabang di berbagai lokasi.
Pertumbuhan tersebut didorong oleh pergeseran preferensi konsumen yang meninggalkan merek global demi mendukung produk dalam negeri.
Ahmad’s Fried Chicken menjadi salah satu simbol perubahan lanskap kuliner Malaysia yang semakin mengarah pada merek lokal.
Bersama dengan jaringan seperti Zus Coffee, Ahmad’s Fried Chicken menunjukkan tren peralihan yang tampaknya bersifat jangka panjang.
Menu andalan restoran ini mencakup ayam goreng berukuran besar dengan pilihan rasa original atau pedas renyah.
Burger ayam yang juicy juga menjadi favorit pelanggan.
Hidangan nasi lemak sering disajikan sebagai pendamping ayam goreng.
Beberapa cabang menyediakan menu sarapan seperti muffin dengan isian ayam serta telur.
Pilihan makanan ringan meliputi wedges keju, tender ayam, bakso, serta es krim.
Editor: 91224 R-ID Elok

