Ketua Kagama Cirebon: Pernyataan Jokowi Soal Polemik Ijazah Justru Menggelitik dan Buat Geli

Repelita Cirebon - Ketua Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada Cabang Cirebon Heru Subagia merespons pernyataan mantan Presiden Joko Widodo yang kembali menyinggung adanya skenario politik serta peran tokoh berpengaruh di balik kontroversi keaslian ijazahnya.

Ia menilai ucapan tersebut malah menimbulkan pertanyaan baru di tengah proses hukum yang sedang bergulir.

“Jadi terlihat dari Jokowi bahwa polemik ijazah yang menyeret dirinya hingga viral saat ini disimpulkan oleh dirinya," kata Heru pada Kamis, 11 Desember 2025.

"Bahwa ada kesengajaan politik atau skenario politik besar dan disebutkan juga ada orang-orang besar atau berpengaruh di negeri ini yang terlibat," lanjutnya.

Heru merasa aneh dengan klaim itu karena ia mengikuti perkembangan isu sejak awal.

Mulai dari kunjungan ke Universitas Gadjah Mada, masuknya kasus ke pengadilan, hingga penetapan Roy Suryo dan rekan-rekannya sebagai tersangka.

“Ini menurut saya, sangat menggelitik dan juga membuat geli karena saya pertama mengetahui proses polemik ijazah Jokowi ini hulu hingga hilir dari pertama menggeruduk UGM hingga pada akhirnya ijazah Jokowi masuk dalam ranah persidangan hingga Roy Suryo Cs menjadi tersangka," ungkapnya.

Heru menjelaskan bahwa Roy Suryo dan kawan-kawan terlibat bukan sebagai pelaku utama.

“Yang menarik di sini, saya sebutkan bahwa Roy Suryo Cs pertama kali masuk dalam ranah polemik ijazah Jokowi bukan sebagai aktor atau mungkin konsektor atau bahkan profesional. Karena Roy Suryo jelas difungsikan oleh tim TPUA sebagai tenaga ahli," paparnya.

Hal itu tampak jelas saat rombongan mendatangi Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.

“Di sana posisi Roy Suryo sebagai tim ahli dari TPUA. Jadi terlihat sekali ini untuk menyanggah bagaimana arah polemik ijazah Jokowi ini berkembang menjadi agenda politik dan ditunggangi oleh para tokoh-tokoh besar," tambahnya.

“Saya melihat sebuah persoalan polemik ijazah Jokowi ini justru yang bermasalah besar pada saat ini. Bola liarnya ada di Pak Jokowi sendiri," tegasnya.

Heru tidak setuju dengan permintaan Jokowi agar penuduh menunjukkan bukti, karena konteks sudah bergeser.

“Padahal ranah saat ini sudah masuk babak terbaru di mana Roy Suryo sudah ditetapkan sebagai tersangka," katanya.

"Artinya justru yang harus disiapkan dan dipenuhi oleh Jokowi adalah memenuhi panggilan ataupun permintaan dari pengadilan nantinya jika disuruh untuk memperlihatkan ijazahnya ke pengadilan," jelasnya.

Di tahap sekarang, Jokowi seharusnya bersiap menampilkan dokumen asli jika diminta proses hukum.

"Tetapi dalam konteks perjalanan ke depan sampai saat ini justru sebenarnya Jokowi lah harusnya yang siap-siap untuk menunjukkan ijazah aslinya ke pengadilan,” ujarnya.

Heru juga menyoroti sikap Jokowi yang berulang kali menyatakan kesediaan menunjukkan ijazah asli.

“Terus yang ketiga barang tentu ini menjadi catatan moral dan juga catatan pribadi bagi Pak Jokowi bahwa dirinya berulangkali ingin menerima ijazah. Aslinya berulang kali ingin menunjukkan ijazah aslinya ke persidangan atau para pihak yang tentunya berkaitan dengan proses hukum," bebernya.

Ia pernah mengingatkan agar Jokowi mempersiapkan diri jika dokumen pendidikan diminta pengadilan.

“Artinya ini menjadi bagian pertaruhan personal, pertaruhan integritas Jokowi untuk betul-betul menyiapkan mental, fisik, dan juga kajian-kajian hukum yang nantinya akan diproses di pengadilan selanjutnya,” tuturnya.

Heru mengajak Jokowi, Roy Suryo, Tifa, serta Rismon menghadiri Rapat Kerja Nasional Kagama pada 13-14 Desember 2025.

“Tentunya ini menjadi legitimasi moral dan legitimasi alumni untuk bisa mengesahkan secara mental maupun psikologis dan juga akademis bahwa Jokowi betul-betul menjadi bagian alumni UGM,” pungkasnya.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga