Repelita Medan - Analisis citra satelit dalam kurun waktu sembilan tahun terakhir dari 2016 hingga 2025 menunjukkan telah terjadi pembukaan lahan secara masif dan signifikan di wilayah Provinsi Sumatera Utara.
Perubahan tutupan lahan yang ekstrem tersebut sangat terlihat di daerah-daerah yang kemudian dilanda bencana banjir bandang disertai tanah longsor pada akhir November 2025 yang lalu.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia atau Walhi Sumatera Utara menduga kuat bahwa bencana hidrometeorologi tersebut dipicu oleh kerusakan ekosistem di kawasan Hutan Tapanuli yang juga dikenal sebagai kawasan Batang Toru.
Kerusakan lingkungan paling parah berdasarkan pantauan citra satelit terjadi di wilayah seputar ekosistem Batang Toru yang mencakup beberapa kabupaten dan kota.
Wilayah terdampak kerusakan itu meliputi Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Tapanuli Utara, serta Kota Sibolga yang secara geografis berada dalam area yang sama.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

