Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

Gubernur Aceh Menangis, Sebut 4 Kampung Hilang dan Bencana Bak Tsunami Kedua

Gubernur Aceh Mualem menangis saat melaporkan dampak bencana banjir dan longsor. Empat kampung hilang, penanganan cepat diperlukan untuk korban.

Repelita Banda Aceh - Gubernur Aceh Muzakir Manaf yang akrab disapa Mualem mengungkapkan kesedihan mendalamnya saat memberikan laporan terkini mengenai penanganan bencana banjir dan tanah longsor yang melanda wilayahnya.

Dia menyatakan tidak mampu menahan tangis ketika menggambarkan dahsyatnya dampak bencana alam yang terjadi pada hari Sabtu tanggal 29 November 2025 tersebut terhadap masyarakat Aceh.

Mualem menyamakan kondisi akibat banjir dan longsor beberapa hari sebelumnya seperti bencana tsunami kedua yang menghancurkan berbagai permukiman warga.

Bencana itu disebutkan telah memporak-porandakan wilayah hingga menyebabkan sejumlah kampung hilang tanpa jejak tertimbun material longsor dan terbawa arus deras.

“Ada beberapa kampung hilang entah ke mana, yaitu Sawang, Jambo Aye di Aceh Utara, Peusangan di Bireuen, malam itu 4 kampung juga gak tau entah ke mana. Jadi Aceh sekarang seperti tsunami kedua,” kata Mualem sambil menangis saat Apel Tim Recovery Bencana yang digelar di Landasan Udara Sultan Iskandar Muda (SIM), akhir pekan lalu.

Menurut penjelasannya, terdapat sekitar empat kampung yang lenyap disapu oleh banjir bandang dan tanah longsor di beberapa lokasi berbeda.

Kampung-kampung yang hilang tersebut terletak di daerah Sawang, Jambo Aye di Kabupaten Aceh Utara serta kampung di kawasan Peusangan yang berada di wilayah Kabupaten Bireuen.

Untuk menanggulangi keadaan darurat ini, Mualem menegaskan bahwa penanganan bencana banjir dan longsor yang melanda 18 kabupaten dan kota di Aceh harus dilaksanakan dengan kecepatan tinggi, terukur, dan tanpa adanya jeda sedikit pun.

Percepatan dalam membuka akses jalan darat menjadi prioritas utama pemerintah daerah saat ini untuk memastikan distribusi logistik segera menjangkau seluruh masyarakat terdampak.

Bantuan logistik sangat dibutuhkan terutama untuk warga di desa-desa yang saat ini masih terisolasi akibat putusnya akses transportasi.

“Tugas kita adalah melayani mereka yang terdampak. Tidak boleh ada jeda kemanusiaan di lapangan,” ujar Mualem menegaskan komitmen pemerintahannya.

Situasi terkini pasca bencana banjir dan longsor di Aceh hingga hari Senin tanggal 1 Desember 2025 menunjukkan sejumlah bantuan logistik serta perlengkapan darurat sudah mulai masuk ke daerah-daerah terisolir.

Daerah yang mulai terjangkau bantuan antara lain Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, dan juga Aceh Tamiang meskipun dengan kapasitas yang masih sangat terbatas.

Skala bantuan yang dapat didistribusikan masih bersifat kecil karena akses menuju daerah terisolir saat ini hanya dapat dilakukan melalui jalur udara.

Sementara itu akses jalan darat masih dalam kondisi terputus total di banyak titik akibat rusaknya infrastruktur jalan dan jembatan.

Pemerintah Provinsi Aceh kini mempercepat pembangunan jembatan bailey yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Bireuen dan Aceh Utara agar mobilitas penyaluran bantuan dapat menggunakan jalur darat.

“Konektivitas Bireuen-Aceh Utara sudah mendapatkan solusi. Pembangunan jembatan Bailey hari ini sudah mulai dikerjakan. Targetnya tiga hari selesai dan bisa dilalui,” kata Sekretaris Daerah Aceh, M. Nasir, pada hari Minggu tanggal 30 November 2025.

Data terbaru yang dirilis oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat bahwa banjir dan longsor di Aceh telah mengakibatkan 96 orang meninggal dunia per hari Senin tanggal 1 Desember 2025.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved