Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

Kapal China Semprot Meriam Air, Lukai Nelayan Filipina di Laut China Selatan

Beting Scarborough, wilayah yang diperebutkan China dan Filipina di Laut China Selatan, saat difoto pada 15 Februari 2024.

Repelita Manila - Pemerintah Filipina melaporkan bahwa sejumlah nelayan mengalami luka-luka setelah menghadapi tindakan agresif dari kapal penjaga pantai China di wilayah perairan yang disengketakan di Laut China Selatan.

Insiden ini berlangsung pada Jumat, 12 Desember 2025, ketika kapal China menggunakan meriam air bertekanan tinggi serta melakukan manuver penghalangan terhadap sekitar 20 kapal nelayan Filipina di sekitar Sabina Shoal.

Tindakan tersebut tidak hanya membahayakan keselamatan awak kapal tetapi juga menyebabkan kerusakan pada dua unit kapal nelayan.

Penjaga pantai Filipina menyatakan bahwa setidaknya tiga nelayan Filipina mengalami cedera akibat serangan tersebut.

Personel dari kapal China yang menggunakan perahu karet kecil diduga sengaja memutus tali jangkar milik beberapa kapal nelayan Filipina.

Akibatnya, kapal-kapal tersebut menjadi tidak terkendali di tengah arus deras dan gelombang besar, sehingga menambah risiko bagi para awak.

Dua kapal penjaga pantai Filipina segera dikirim untuk memberikan bantuan kepada nelayan yang terdampak di lepas pantai Sabina Shoal.

Upaya pertolongan tersebut menghadapi hambatan karena kapal-kapal China terus melakukan manuver yang dianggap berbahaya dan tidak profesional.

Juru bicara penjaga pantai Filipina, Komodor Jay Tarriela, menyebutkan bahwa salah satu kapal China mendekati kapal Filipina hingga jarak hanya sekitar 35 yard pada malam hari.

Ia menilai tindakan itu sebagai bentuk eskalasi serius yang menargetkan warga sipil biasa.

“Penjaga pantai China kini menargetkan nelayan biasa, warga sipil, dan ini jelas membahayakan nyawa mereka,” ujarnya dikutip dari Independent pada Sabtu, 13 Desember 2025.

Meskipun mengalami gangguan berulang, penjaga pantai Filipina berhasil mencapai lokasi pada Sabtu, 13 Desember 2025, pagi hari.

Tim medis memberikan perawatan darurat kepada korban luka dan mendistribusikan pasokan esensial untuk membantu nelayan yang terisolasi.

Filipina mendesak China untuk menghormati norma perilaku internasional serta memprioritaskan keselamatan nyawa di lautan.

Hingga saat ini, pihak berwenang China belum memberikan respons resmi terkait kejadian terbaru ini.

Namun, Beijing secara konsisten menyatakan akan mempertahankan klaim wilayahnya di Laut China Selatan dengan berbagai cara yang diperlukan.

Laut China Selatan merupakan rute perdagangan vital secara global dan telah menjadi sumber konflik berkepanjangan selama bertahun-tahun.

China mengklaim hampir seluruh wilayah tersebut, meskipun putusan arbitrase internasional pada tahun 2016 menyatakan klaim itu tidak memiliki dasar hukum berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982.

Beijing menolak putusan tersebut dan terus mempertahankan posisinya dengan tegas.

Selain Filipina dan China, negara-negara seperti Vietnam, Malaysia, Brunei, serta Taiwan juga terlibat dalam perselisihan teritorial ini.

Amerika Serikat, meskipun tidak memiliki klaim langsung, telah berulang kali menegaskan dukungannya terhadap Filipina sebagai sekutu perjanjian.

Washington menyatakan akan membela Filipina jika terjadi serangan bersenjata terhadap personel, kapal, atau pesawat Filipina, termasuk di kawasan perairan yang disengketakan.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved