
Repelita Jakarta - Kontroversi seputar keabsahan diploma lulusan Universitas Gadjah Mada atas nama Joko Widodo telah berlarut-larut tanpa adanya resolusi yang tegas di mata masyarakat, karena dokumen asli milik Presiden Republik Indonesia untuk masa jabatan 2014 hingga 2024 tersebut belum pernah ditunjukkan secara terbuka.
Ahli di bidang media serta politik, Buni Yani, bahkan hampir menyerah akibat banyaknya usaha dari berbagai kalangan untuk meminta agar ijazah asli Jokowi diperlihatkan, tetapi selalu berakhir tanpa hasil.
"Ruwet ruwet ini. Bisa terjadi perang nuklir kalau ijazahnya dibuka," tulis Buni Yani melalui akun Facebook pribadinya di https://www.facebook.com/buniyani, yang dikutip pada Kamis 4 Desember 2025.
Salah satu hal yang menjadi perhatian Buni Yani adalah perselisihan mengenai keaslian ijazah Jokowi di lembaga Komisi Informasi Pusat.
Dalam proses persidangan di Komisi Informasi Pusat, pihak yang mengajukan gugatan berpendapat bahwa ijazah yang diperlihatkan kepada khalayak tidak dapat diverifikasi keasliannya secara lengkap karena sejumlah elemen krusial telah disensor.
Bagian yang ditutupi itu mencakup nomor diploma, nomor induk mahasiswa, data kelahiran, sampai dengan paraf dari pimpinan universitas.
Tanpa detail tersebut, menurut mereka, berkas itu kehilangan esensi keabsahan dan sulit diakui sebagai bukti yang valid.
Sebelumnya, Jokowi tercatat tidak pernah datang ke sesi persidangan terkait tudingan diploma palsu, meskipun ia sempat menyatakan kesiapannya untuk mengikuti proses hukum dan memamerkan ijazahnya di forum pengadilan.
Di antara kasus itu, ayah dari Wakil Presiden Republik Indonesia Gibran Rakabuming Raka tersebut tidak hadir dalam sidang mediasi gugatan Citizen Lawsuit mengenai dugaan diploma palsu di Pengadilan Negeri Surakarta, pada hari Selasa tanggal 21 Oktober 2025.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

