Menurut Hensat, salah satu pemicu ketidakharmonisan ini berasal dari kebijakan Prabowo yang cenderung membiarkan perdebatan soal keabsahan dokumen pendidikan Gibran serta gagasan pemecatan wakil presiden terus mengalir bebas di arena opini umum.
Bagaimana kira-kira hubungan antara Pak Prabowo dengan Mas Gibran, sehingga ada kaitan, dikaitkannya dengan isu ijazahnya Gibran, kemudian dengan surat atau permohonan pemakzulan dari para petinggi atau senior-senior TNI yang sudah pensiun, ungkap Hensat dalam sesi diskusi daring Universitas Paramadina bertema Outlook Politik Ekonomi pada Senin 8 Desember 2025.
Hensat membandingkan pendekatan Prabowo terhadap kontroversi ijazah ini dengan pengalaman serupa yang pernah dihadapi mantan Presiden Joko Widodo, di mana sikap pasif semacam itu berisiko memanaskan relasi Prabowo dengan Jokowi dan Gibran seiring berjalannya waktu.
Ada yang mengatakan bahwa seharusnya bila Presiden mengatakan berhenti terhadap isu ijazah, maka akan berhenti ini. Tapi ternyata kan Presiden juga tampaknya mempersilakan saja isu ini berada di ranah publik, sehingga di 2026 isu ijazah masih akan mempengaruhi perpolitikan kita, jelas Hensat.
Di samping perdebatan dokumen pendidikan, ketegangan antara Prabowo dan Gibran juga menjadi perhatian setelah Prabowo menugaskan Gibran untuk mewakili di Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Johannesburg, Afrika Selatan, yang dianggap masyarakat sebagai peluang awal sekaligus akhir bagi Gibran karena urusan diplomatik biasanya ditangani langsung oleh presiden.
Jadi artinya, ini sangat mungkin menjadi kesempatan pertama dan terakhirnya Mas Gibran. Apa implikasinya? Implikasinya adalah akan berpengaruhnya persepsi publik terhadap hubungan Prabowo dan Pak Jokowi, tambahnya.
Isu potensi retaknya kemitraan Prabowo-Gibran sebenarnya sudah pernah muncul sebelumnya, terutama di akhir 2024 saat masa jabatan baru dimulai, ketika publik diramaikan oleh dugaan kepemilikan akun Kaskus Fufufafa yang dikaitkan dengan Gibran meskipun ia telah menyangkalnya, di mana akun tersebut kerap menyampaikan komentar merendahkan dan penuh kebencian terhadap Prabowo serta keluarganya selama Jokowi bersaing dengan Prabowo di pemilu presiden 2014 serta 2019.
Hensat menilai bahwa dinamika semacam ini perlu segera diatasi agar tidak merembet menjadi beban lebih besar bagi stabilitas pemerintahan di tengah berbagai tantangan domestik dan internasional yang menanti.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

