
Repelita Jakarta - Kontroversi seputar inisiatif penggalangan dana Ferry Irwandi untuk mendukung warga terdampak banjir dan longsor di wilayah Sumatra terus menjadi topik hangat yang dibahas secara luas oleh berbagai kalangan masyarakat dan tokoh publik, terutama setelah ia mengklaim mengalami tuduhan palsu dari pihak-pihak yang merasa terganggu oleh upaya kemanusiaan tersebut.
Cendekiawan Nahdlatul Ulama Ustaz Hilmi Firdausi turut menyuarakan pandangannya yang menusuk melalui platform X, menyoroti sikap pejabat yang seharusnya tidak merasa terancam oleh partisipasi aktif rakyat biasa dalam menangani musibah.
"Titik terendah seorang pejabat adalah ketika merasa tersaingi oleh rakyatnya sendiri," tulis Hilmi Firdausi di akun X @hilmi28 pada 9 Desember 2025.
Kontribusi bantuan bagi korban bencana di Sumatra belakangan ini memang tidak terbatas pada inisiatif resmi pemerintah saja, melainkan juga melibatkan beragam kelompok masyarakat yang secara sukarela berkumpul untuk mempercepat proses pemulihan di daerah-daerah yang terisolasi akibat longsor dan genangan air yang parah.
Di sisi lain, aktivis media sosial Jhon Sitorus menilai bahwa gerakan Ferry Irwandi justru patut mendapat pengakuan atas dedikasinya, bukan malah dihadang oleh serangan verbal yang tidak memiliki dasar kuat dan hanya menambah beban emosional bagi para relawan.
Menyedihkan, ketika ada warga seperti Ferry Irwandi yang bantu warga, ada aja pihak yang terusik, ungkap Jhon Sitorus kepada fajar.co.id pada Selasa, 9 Desember 2025.
Menurut Jhon Sitorus, tuduhan-tuduhan tersebut tampaknya berasal dari individu atau kelompok yang tidak rela menyaksikan peran signifikan seorang warga sipil dalam mengorganisir bantuan, sehingga mereka sengaja menyebarkan informasi menyesatkan untuk merusak reputasi.
Lalu dengan sengaja memfitnah Ferry Irwandi, tambahnya dalam pernyataan yang sama.
Bantuan yang disalurkan melalui jaringan Ferry Irwandi pada dasarnya dapat meringankan beban kerja aparat pemerintah, karena mampu menjangkau lokasi-lokasi terpencil yang memerlukan respons cepat dan terkoordinasi guna mengurangi penderitaan warga yang kehilangan rumah dan harta benda.
Seharusnya mereka bersyukur, kontribusi Ferry Irwandi sangat membantu pekerjaan pemerintah, tegas Jhon Sitorus.
Serangan terhadap relawan seperti ini, lanjutnya, mencerminkan sikap acuh tak acuh terhadap nasib masyarakat yang masih bergulat dengan trauma dan kerugian material akibat bencana alam yang datang secara tiba-tiba.
Memfitnah orang yang berkontribusi besar itu artinya tidak ingin warga Sumatera pulih, tambahnya.
Lebih jauh, Jhon Sitorus mengajak masyarakat untuk merenungkan alasan di balik upaya-upaya yang tampaknya bertujuan meredam semangat kemanusiaan, dengan menyiratkan kemungkinan adanya instruksi dari pihak berwenang yang melihat kontribusi independen sebagai ancaman terhadap otoritas mereka.
Jangan ya, mereka ini disuruh oleh sekelompok penguasa untuk menjatuhkan orang-orang yang dianggap sebagai saingan?, tandas Jhon Sitorus dalam wawancaranya yang menjadi viral di kalangan netizen yang peduli isu kemanusiaan.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

