Gus Yahya Bongkar Rapat Syuriyah Bermasalah: Saya Dicegah Klarifikasi, Keputusan dan Pleno Tak Sah

 

Repelita Jombang - Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menilai keputusan Rapat Harian Syuriyah pada 20 November 2025 yang mendesak dirinya mundur atau diberhentikan dari jabatan tersebut bermasalah secara prosedural, sehingga segala turunannya tidak dapat diterima secara sah.

Pernyataan itu disampaikan Gus Yahya setelah mengikuti silaturahim dengan kiai sepuh dan mustasyar PBNU di Pondok Pesantren Tebuireng pada Sabtu, 6 Desember 2025.

Dalam pertemuan tersebut, Gus Yahya memberikan penjelasan lengkap mengenai isu internal yang muncul belakangan ini, sambil menyoroti urgensi mempertahankan struktur organisasi agar tetap kokoh meski menghadapi berbagai tantangan.

Gus Yahya merespons pernyataan Rais Syuriyah PBNU Prof M Nuh yang menyatakan silaturahim di Tebuireng tidak memengaruhi keputusan rapat harian Syuriyah.

"Mau berpengaruh atau tidak, monggo. Tetapi secara substansi, Rapat Harian Syuriyah itu bermasalah. Pertama, saya tidak diberi kesempatan untuk memberikan klarifikasi," ungkapnya.

"Bahkan sampai sekarang saya dicegah untuk menjelaskan secara terbuka. Kedua, keputusan tersebut diambil di luar kewenangan sehingga semua turunan dari keputusan itu juga bermasalah," lanjut Gus Yahya.

Ia memperingatkan bahwa Rapat Pleno di Hotel Sultan Jakarta pada 9-10 Desember 2025, jika masih mengacu pada risalah rapat harian Syuriyah tersebut, akan kehilangan landasan hukum yang valid.

"Kalau Pleno itu mendasarkan diri pada keputusan yang bermasalah, maka semua ikutannya bermasalah," tegasnya.

Gus Yahya juga membahas isu audit dan laporan keuangan yang sempat menjadi alasan tuduhan terhadap dirinya, menegaskan bahwa hal itu sudah terbongkar di publik karena auditor mundur akibat manipulasi opini.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga