
Repelita Jakarta - Pengamat politik yang dikenal sebagai Guru Gembul menyampaikan kajian mendalam tentang berkurangnya suara kritis dari para pemimpin opini terhadap administrasi Presiden Prabowo Subianto.
Beberapa figur publik yang dahulu getol menyuarakan kritik kini tampak lebih waspada dan cenderung menahan diri, khususnya setelah terjalin hubungan dekat atau komunikasi intens dengan kalangan pemerintahan.
Menurutnya, mekanisme pendekatan pribadi digunakan untuk meredam potensi oposisi, mulai dari pertemuan santai hingga penawaran yang sesuai dengan minat atau harapan individu tersebut.
“Misalkan Rocky Gerung itu kan katanya janjinya tidak akan mengkritik pribadi presiden, tapi mengkritik presidennya. Tapi kan terhadap Pak Prabowo tidak pernah dilakukan,” ujarnya di YouTube pribadinya.
“Justru mengkritik Jokowi lagi, Jokowi lagi, gitu kan. Gibran lagi, Gibran lagi, gitu,” sambungnya.
Guru Gembul melihat bahwa strategi ini efektif membuat para pengkritik yang sebelumnya lantang menjadi lebih moderat, terutama saat mereka merasa mendapat penghargaan atau akses khusus dari pihak berkuasa.
Ia mencontohkan transformasi perilaku Rocky Gerung yang terkenal sebagai penentang vokal pada era pemerintahan sebelumnya.
Kini, serangan tajam Rocky Gerung terhadap kepemimpinan Prabowo terlihat mereda, sementara fokusnya kembali tertuju pada sosok-sosok dari periode lama.
Guru Gembul juga menyoroti pengaruh signifikan Deddy Corbuzier sebagai pemilik platform media dengan audiens luas.
Jangkauan podcast Deddy Corbuzier yang masif membuatnya menjadi elemen penting dalam strategi komunikasi pemerintah.
Setelah memperoleh jabatan resmi di struktur negara, Deddy Corbuzier dinilai semakin selektif dalam mengundang narasumber kritis dan lebih sering menampilkan konten yang mendukung arah kebijakan resmi.
Fenomena ini tidak terbatas pada kedua nama tersebut saja.
Guru Gembul menilai bahwa para pembentuk opini dengan daya jangkau tinggi sering didekati secara sistematis dan ditempatkan pada posisi strategis, baik di lembaga negara maupun peran lain yang relevan.
Pendekatan halus semacam ini dianggap sebagai metode cerdas untuk mengurangi gelombang kritik tanpa terkesan menggunakan cara-cara keras.
Ia menambahkan bahwa taktik tersebut berhasil menekan tingkat oposisi di ruang publik sekaligus mempertahankan dominasi narasi politik tanpa menimbulkan kesan otoriter yang mencolok.
Editor: 91224 R-ID Elok

