
Repelita Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Endipat Wijaya kembali menjadi pusat perhatian setelah menyentil aksi donasi viral yang dianggap mengalahkan sorotan terhadap kinerja pemerintah dalam penanganan bencana Sumatra.
Pernyataan itu disampaikan dalam rapat kerja bersama Kementerian Komunikasi dan Digital di Senayan.
Endipat menilai informasi kontribusi negara sering kali kalah pamor dibanding kampanye swasta di media sosial.
Orang yang cuma datang sekali seolah-olah paling bekerja di Aceh, padahal negara udah hadir dari awal.
Ada orang baru datang, baru bikin satu posko ngomong pemerintah enggak ada. Padahal pemerintah udah bikin ratusan posko di sana.
Orang per orang cuma nyumbang Rp10 miliar, negara udah triliun-triliunan ke Aceh itu.
Ia meminta Komdigi memperkuat komunikasi agar prestasi pemerintah seperti reboisasi dan dukungan TNI AU sejak hari pertama lebih terdengar luas.
Fokus nanti, ke depan Kementerian Komdigi ini mengerti dan tahu persis isu sensitif nasional dan membantu pemerintah memberitahukan dan mengamplifikasi informasi, sehingga enggak kalah viral dibandingkan dengan teman-teman yang sekarang ini, paling-paling di Aceh, di Sumatra, dan lain-lain itu.
Endipat Wijaya lahir di Bengkulu 31 Mei 1984, alumni SMA Taruna Nusantara dan Teknik Metalurgi ITB lulusan 2006.
Ia melanjutkan studi manajemen di Swiss German University hingga 2019.
Karier profesional dimulai sebagai teknisi sebelum bergabung dengan perusahaan tambang di Kalimantan Timur.
Pada 2011 ia masuk Partai Gerindra dan memiliki kedekatan dengan Prabowo Subianto.
Endipat meraih kursi DPR periode 2024-2029 dari daerah pemilihan Kepulauan Riau dengan 105 ribu suara lebih.
Ia kini bertugas di Komisi I yang mengurus pertahanan, luar negeri, komunikasi, serta intelijen.
Editor: 91224 R-ID Elok

