Repelita Aceh Utara - Bupati Aceh Utara Ismail A Jalil mendampingi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Letjen TNI Suharyanto meninjau langsung kondisi pengungsian di Desa Rumoh Rayeuk serta Desa Geudumbak Kecamatan Langkahan pada Senin 15 Desember 2025.
Kunjungan lapangan tersebut dilakukan setelah Suharyanto lebih dulu memimpin rapat koordinasi bersama pemerintah Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara di Markas Komando Resort Militer 011 Lilawangsa.
Bupati yang biasa dipanggil Ayahwa menyampaikan kebutuhan mendesak berupa alat berat dan kendaraan pengangkut sampah karena jalan serta rumah warga masih dipenuhi lumpur tebal.
Ia menjelaskan bahwa sampah berserakan di mana-mana sehingga armada pengangkutan menjadi prioritas utama yang saat ini sangat terbatas.
Selain itu pembuatan sumur bor beserta tangki penampung air diperlukan segera untuk memenuhi kebutuhan air bersih di lokasi pengungsian.
Kebutuhan lain mencakup tenda pengungsian tenda keluarga mukena sajadah kain sarung serta perlengkapan ibadah lainnya bagi para penyintas.
Ayahwa juga mengungkapkan perlunya fasilitas mandi cuci kakus portabel serta genset karena pasokan listrik di wilayah Aceh Utara belum pulih total.
Ia menambahkan bahwa jaringan telekomunikasi terputus sehingga perangkat Starlink sangat dibutuhkan untuk menjaga komunikasi masyarakat terdampak.
Bupati berharap sebelum memasuki bulan Ramadhan para pengungsi sudah memiliki tempat tinggal minimal hunian sementara yang layak untuk menjalankan ibadah dengan tenang.
Lebih ideal lagi jika langsung dibangun rumah permanen bagi korban banjir bandang tersebut.
Saat ini tercatat 69.020 warga masih mengungsi di 138 titik penampungan yang tersebar across 25 kecamatan di Kabupaten Aceh Utara.
Korban luka akibat bencana mencapai 1.111 orang sementara 163 jiwa dilaporkan meninggal dunia dan enam orang masih dalam proses pencarian.
Kerusakan infrastruktur meliputi 12 jaringan irigasi primer yang rusak berat serta delapan irigasi tersier yang juga terdampak.
Lahan sawah seluas 14.509 hektare kini tertutup lumpur setinggi satu hingga dua meter sehingga tidak dapat dimanfaatkan untuk pertanian dalam waktu dekat.
Editor: 91224 R-ID Elok

