Untuk Provinsi Aceh saja, kerusakan mencakup 37.546 unit rumah warga dengan tingkat kerusakan mulai dari ringan hingga hanyut total.
Kerugian juga menimpa infrastruktur penting seperti jembatan, jalan raya, gedung sekolah, tempat ibadah, fasilitas kesehatan, pondok pesantren, serta puskesmas.
"Kemudian termasuk juga kerugian lahan pertanian, ternak, sawah, kebun, tambak dan perkantoran," ujar Suharyanto.
Setelah berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, estimasi biaya pemulihan Aceh agar kembali normal ditetapkan sebesar Rp25,41 triliun.
Di Sumatra Utara, penghitungan sementara menunjukkan kebutuhan dana rehabilitasi dan rekonstruksi mencapai Rp12,88 triliun.
Dari 18 kabupaten atau kota yang terdampak, hanya tersisa dua wilayah yang masih terisolasi yaitu satu kecamatan di Humbang Hasundutan serta tujuh kecamatan di Tapanuli Utara.
Pengiriman logistik ke daerah terputus dilakukan melalui jalur udara dengan stok aman di Bandara Silangit mencapai ratusan ton bahan pokok dan peralatan komunikasi.
Prioritas utama satgas gabungan saat ini adalah membuka akses jalan Adiankoting yang menghubungkan Tapanuli Utara dengan Tapanuli Tengah melalui Sibolga.
“Satgas sudah bisa masuk 40 km lebih. Mudah-mudahan dalam waktu satu minggu dari sekarang sudah bisa tembus,” ucap Suharyanto.
Untuk Sumatra Barat, hasil perhitungan awal Kementerian Pekerjaan Umum menunjukkan anggaran pemulihan mencapai Rp13,52 triliun agar kondisi kembali seperti sebelum bencana atau bahkan lebih baik.
Angka-angka tersebut masih bersifat sementara dan akan terus diperbarui seiring pendataan lapangan yang berlangsung intensif.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

