
Repelita Sibolga - Situasi darurat pascabanjir dan longsor di Sibolga, Sumatra Utara, memunculkan aksi warga yang mengambil bahan pangan dari sejumlah lokasi penyimpanan setelah akses distribusi logistik terputus selama beberapa hari.
Warga yang menjadi korban terdampak dilaporkan memasuki beberapa fasilitas penyimpanan kebutuhan pokok serta minimarket karena pasokan bahan makanan tidak dapat dijangkau akibat kerusakan infrastruktur.
Gudang Bulog Sarudik turut menjadi lokasi yang disasar warga, dan pihak Bulog menjelaskan bahwa kondisi tersebut terjadi karena jalur penyaluran bantuan menuju wilayah itu benar-benar terhenti.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Andi Afdal, menyatakan pada 1 Desember 2025 bahwa tindakan warga muncul sebagai dampak langsung dari bencana yang memutus jalur logistik sehingga masyarakat berada dalam tekanan kebutuhan pangan yang mendesak.
Ia menilai peristiwa ini harus menjadi pelajaran agar upaya mitigasi ke depan diperkuat sehingga penanganan keadaan darurat dan penyaluran bantuan dapat berlangsung lebih cepat dan tepat sasaran.
Pihak Bulog Sumatra Utara melalui pemimpin wilayahnya, Budi Cahyanto, menegaskan bahwa koordinasi intensif sedang dilakukan bersama pemerintah daerah, TNI, Polri, dan unsur terkait lainnya untuk mempercepat pemulihan distribusi bantuan serta menjaga stabilitas kondisi di lapangan.
Budi menjelaskan bahwa masyarakat memang sedang menghadapi situasi sulit akibat banjir yang menelan korban, merusak berbagai sarana umum, serta memutus jalur penghubung yang membuat akses pangan terhenti selama beberapa hari.
Ia menambahkan bahwa pendataan jumlah beras dan minyak goreng yang diambil dari Gudang Sarudik masih berlangsung, dan seluruh pihak diminta mendukung proses pemulihan pascakejadian agar bantuan dapat disalurkan tepat kepada warga yang membutuhkan.
Kepala BNPB, Suharyanto, memberikan penjelasan tambahan terkait video yang viral di media sosial mengenai tindakan warga tersebut dan memastikan bahwa berdasarkan laporan petugas lapangan, masyarakat hanya mengambil bahan makanan tanpa melakukan pengrusakan.
Suharyanto menyampaikan bahwa warga kemungkinan bertindak demikian karena kekhawatiran terhadap ketersediaan pangan yang sangat terbatas, sehingga mereka mencari cara untuk memenuhi kebutuhan paling dasar selama masa darurat.
Peristiwa ini terjadi setelah banjir dan longsor melanda Sibolga serta Kabupaten Tapanuli Tengah pada 24–25 November 2025 yang menyebabkan korban jiwa, kerusakan fasilitas umum, serta terputusnya jalur logistik menuju wilayah terdampak yang mengakibatkan masyarakat tidak dapat memperoleh pasokan pangan selama hampir tiga hari.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

